Rabu, 12 Juli 2017

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DALAM KELUARGA DUDA

ARTIKEL PENDIDIKAN KELUARGA ANAK USIA DINI :


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DALAM KELUARGA DUDA

Keluarga pada dasarnya teridiri dari ayah ibu dan anak yang memiliki tugas dan peranan masing-masing.Garis besarnya, ayah mencari nafkah dan sebagai kepala keluarga, Ibu sebagai penyeimbang tugas ayah sebagai kepala keluarga dan mendidik anak, lantas bagaimana apabila di dalam keluarga kehilangan seorang penyeimbang?.

Perubahan sering terjadi dalam siklus kehidupan, seperti kelahiran, kematian, perkawinan dan perceraian. Ada dua hal yang merubah status perkawinan karena kehilangan, pertama perceraian dan kedua kematian. Pada siklus hidup ini, pasti menimbulkan perubahan salah satu peranan dalam keluarga, seperti duda. Dimana dulu seorang ayah hanya mencari nafkah dan menjadi kepala rumah tangga harus rela menambah peran dan fungsinya sebagai seorang ibu yang menjadi penyeimbang dan menjadi pendidik untuk anak-anakya.

Bukan hanya ayah yang menjadi ganda peran dan fungsinya, anak pun akan demikian terutama bagi anak tertua yang memiliki adik. Setidaknya ada beberapa peran ibu yang harus dia(kakak) gantikan, seperti menjaga adik saat ayah bekerja, melakukan pekerjaan rumah yang dulu di bagi dengan ibu sekarang harus di lakukannya sendiri.

Peran isteri yang salah satunya membimbing anak dalam proses belajar mengajar harus digantikan semuanya oleh ayah. Keterlibatan ayah didalam mendampingi anak belajar dirumah harus dilakukan meskipun ayah lelah selepas pulang bekerja, tetapi ayah harus bisa meluangkan waktunya untuk mendampingi anak di dalam proses belajar anaknya. Tidak hanya sekedar mengingatkan waktu belajar, tetapi ayah harus selalu menyempatkan menemani anak dalam belajar. Hal inilah yang menjadi bagian tersulit saat seorang duda dengan penghasilan pas-pasan menjadi teman dan guru untuk mendampingi anak belajar, alasannya klise dan sederhana. Sibuk mencari nafkah.

Menurut konsep yang dijelaskan Gunarsa (2001:36) yang di kutip oleh Rizki Yana Yanuar, bahwa ayah akan selalu menjadi model tauladan bagi anak-anaknya. Pendidikan sangat penting bagi semua orang, semua orang wajib mendapat pendidikan yang layak bagi dirinya. Oleh karena itu orang tua berusaha akan selalu memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya.

Pendidikan yang baik, di dalam keluarga duda dengan taraf hidup yang dapat di katagorikan mampu mungkin berarti menyekolahkan anak di sekolah bonafit, memberikan layanan pendidikan yang di gemari anak dan lagi memberikan berbagai fasilitas tambahan atau dukungan  untuk belajar anak. Apa daya bagi keluarga yang berkecukupan dan hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk makan hal itu rasanya terlau tabu dan mungkin mustahil, bagi keluarga duda dengan taraf hidup berkecukupan atau bahkan rendah, menyekolahkan anaknya saja sudah menjadi sesuatu yang membanggakan dan menjadi sebuah harapan.

Menurut Fuad Ihsan yang di kutip oleh Hasbi Wahy, tanggung jawab pendidikan oleh kedua orangtuameliputi:
a. Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan,
minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmani maupun
rohani dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat
membahayakan dirinya.

c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi hidupnya, sehingga apabila ia dewasa ia mampu berdiri
sendiri dan membantu orang lain serta melaksanakan fungsi
kekhalifahannya.

d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
pendidikan agama sesuai dengan tuntunan Allah sebagai tujuan akhir hidup
muslim. Tanggung jawab ini dikategorikan juga sebagai tanggung jawab
kepada Allah.

Bagi keluarga duda, akan mengalami kesulitan untuk menjalankan peran ganda dengan tanggung jawab pendidikan. Dampak dari kesulitan ini bisa langsung di rasakan oleh anak. Ayah bekerja dari pagi hingga sore terkadang dari pagi hingga malam, dalam jam kerja itulah ayah kehilangan banyak waktu untuk anaknya, seperti menemani tumbuh kembang anak, menemani anak untuk belajar atau bermain, bahkan menghabiskan waktu untuk sedikit mengobrol bersama anak.



Di desa P di daerah Kabupaten Sidoarjo, tinggal seorang duda(R: Bp.J) dengan 3 orang anak perempuan. Berapa tahun silam sang istri mengalami sakit yang cukup parah tanpa dia tau penyebabnya, klise alasannya. Tidak memiliki dana untuk membawa istrinya berobat, alhasil sang istri pun harus melawan sakitnya dengan obat dan perawatan seadanya, namun Allah berkata lain istrinya meninggal dengan tenang tanpa rasa sakit. Tidak hanya itu, peran ayah yang seharusnya menjadi pelindung putrinya pun gagal, alasannya klise. Menikahkan anak pertamanya dengan tanpa melanjutkan sekolahnya ke jejang akhir SMA karena tidak memiliki biaya. Namun yang terjadi bukan sesuai harapannya, pernikahan anaknya pun harus berakhir di meja hijau dengan alasan ketidakcocokan.

Dari sini dapat di simpulkan bahwa tantangan terberat seorang duda adalah mendidik anaknya. Di kutip dari Hasbi Wahy, Zakiah Daradjat mengatakan: “Rasa kasih sayang adalah kebutuhan jiwa yang paling pokok dalam hidup manusia. Anak kecil yang merasa kurang disayangi ibu bapanya akan menderita batinnya, mungkin terganggu kesehatan badannya, akan kurang kecerdasannya dan mungkin ia akan menjadi nakal, keras kepala, dan sebagainya.

Berbicara tentang rasa kasih sayang, seorang keluarga duda pasti memiliki kurangnya rasa kasih sayang terutama kasih sayang seorang ibu. Kurang atau lebih tepat jika di sebut hilangnya kasih sayang seorang ibu di dalam keluarga.

Pada keluarga duda Bp.J, anaknya mengalami kurang kasih sayang dan perhatian sehingga mengalami kurang kecerdasannya. Di samping itu, keluarga ini adalah keluarga yang dapat di katagorikan tidak mampu sehingga sekolah hanya menjadi suatu rutinitas, pergi pagi pulang siang. Putri Bp.J belum memahami konsep angka maupun huruf, jika di lihat pada usianya yang sudah hampir menginjak 6tahun seharusnya dia mampu memahami dan menghafal angka dan huruf. Pada kenyataannya, dia tidak memahaminya sama sekali.

Seperti yang sudah tertulis di atas, bagi seorang duda dengan pendapatan yang lebih akan sangat mudah memberikan fasilitas pendidikan serta layanan pendidikan bagi anak-anaknya, sedangkan untuk yang berkecukupan atau bahkan tidak mampu akan sangat sulit memberikan fasilitas serta layanan pendidikan.

Di kutip dari Martani, Goldin–Meadow (2008) menyatakan bahwa lingkungan akan mempengaruhi anak dalam berbagai hal, antara lain akan berpengaruh terhadap bagaiamana seorang anak berkembang dan belajar dari lingkungan. Kualitas dan kuantitas pengasuhan terhadap anak usia dini ini menurut Mönks, Knoers, dan Haditono (2004) yang di kutip dari Martani berkait dengan pemberian stimulasi. Pemberian stimulasi harus sesaui dengan kebutuhan anak, anak yang mendapat stimulasi yang berlebih atau kurang, akan menyebabkan anak mengalami problema perkembangan. Problema perkembangan dapat terjadi karena pemberi stimulasi tidak paham tentang capaian perkembangan.

Ada yang bisa di lakukan seorang ayah yang berperan ganda sebagai seorang ibu, memberikan perhatian pendidikan dengan melibatkan keluarga terdekat, kakak atau anak sulung misalnya. Kerjasama antara ayah dan putri sulungnya dapat menjadi pemecahan masalah dalam kehidupan keluarga duda. Ayah dapat bernegosisasi kepada putri sulungnya, ayah dapat meminta putri sulungnya sebagai panutan untuk adik-adiknya.

Di tarik kesimpulan dari pernyataan Goldin- Meadow (2008), bahwa anak dapat berkembang dan belajar dari lingkungannya, jika di terapkan pada kejadian di keluarga duda Bp.J, alangkah lebih baik apabila kakak atau putri sulungnya memberikan contoh yang baik bagi adiknya. Menyediakan fasilitas sederhana untuk adiknya belajar, meja belajar kecil dan beberapa buku bacaan misalnya.

Tidak ada seseorang yang mampu mengerjakan banyak hal sendiri, termasuk seorang keluarga duda. Ayah pun pasti membutuhkan bantuan orang lain untuk membantu, tapi apabila dia memiliki putri sulung yang dapat di andalkan mengapa tidak?, ini hanya perkara pendekatan secara internal di dalam keluarga, ini hanya masalah saling terbuka dan bicara, dan hanya saling butuh waktu lebih banyak untuk bersama. Quality time bisa di dapatkan kapan saja, saat santai hanya sekedar minum kopi atau teh bersama di ruang tamu misalnya.  

Seorah ayah yang berstatus duda harus lebih sering meluangkan waktunya untuk bicara dan tertawa bersama anaknya, agar anaknya tidak merasa kehilangan rasa kasih sayang. Tidak hanay seorang duda, orang tua yang lengkap pun memang harusnya begitu.

Apa yang di perlukan anak usia dini dalam keluarga? Dukungan dan perhatian, anak-anak sangat suka apabila di beri dukungan terutama ‘pujian’ dengan pujian anak akan merasa bahwa dia di hargai. Di beri perhatian berupa peringatan, apabila dia salah maka bicarakan baik-baik, apabila dia tidak mampu melakukan sesuatu dekati dan ajaklah dia berkompromi dengan rasa ‘tidak bisanya’.

Di dalam keluarga yang utuh maupun tidak utuh (R: Duda/janda), biasanya akan mengalami kesulitan untuk memberikan waktu mereka untuk anaknya. Seperti yang sudah tertulis di atas.Alasannya klise, mencari nafkah.

Di dalam keluarag duda Bp.J, Bp.J sudah memenuhi kewajibannya sebagai pencari nafkah, hanya saja ada yang kurang yaitu memberi pendidikan yang layak bagi putri bungsunya. Membaca, menulis, dan menghitung adalah salah satu syarat seseorang agar dapat terus mengikuti pelajaran di sekolah. Yang terjadi justru sebaliknya.

Sederhana sebenarnya, seorang anak akan mudah belajar apabila itu terus di ulang dan di lakukannya setiap hari dengan dukugan orang yang intens orang yang dekat dengan dia dan yang dia kenal akrab. Dengan begitu, anak akan lebih mudah memahami apa yang akan dia pelajari. Pengulangan, sangat di perlukan apabila berada di posisi anak Bp.J. Di ulang dan terus di ulang. Dukungan dan perhatian pun juga di perlukan.

Lantas siapa yang sebaiknya memberikan dukungan, perhatian dan pengulangan?, jika ayahnya saja sibuk untuk mencari nafkah. Orang terdekat, kakak misalnya. Seperti yang sudah di bahas di awal tulisan ini, dalam keluarga duda sebaiknya ayah juga harus berkompromi dengan putri sulungnya untuk memenuhui kebutuhan pendidikan adiknya.

Mendidik anak usia dini di dalam keluarga duda memanglah tidak mudah, dengan yang biasanya hanya berperan single sekarang haruslah berperan ganda. Sebagais eorang ayah dan ibu di waktu yang bersamaan, sangat sulit. Maka dari itu ayahpun perlu membutuhkan bantuan dan kerjasama dengan anak-anaknya. Kerjasama dalam keluarga, saling bahu membahu dan tolong menolong. Dengan begini, tidak ada anak yang merasa kurang kasih sayang, meskipun rasa kehilangan tidak bisa di hindarkan.

Berbagai kutipan di ambil dalam :
Rr. Rizky Yana Yanuar, Peran Duda Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga Pada duda yang di tinggal istrin akibat kematian di Desa Mangaran Ajung Kab.Jember, Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, Univ Negeri Jember.

Hasbi Wahy, Keluarga sebagai basis pendidikan pertama dan utama, Vol.XII No.2 245-258, Jurnal Ilmiah Didaktika Febuari 2012, IAIN Ar-Raniry.


Wisjnu Martani, Metode stimulasi dan perkembangan emosi anak usia dini, Vol.39 No.1 112-120, Jurnal Psikologi Juni 2012, Univ. Gadjah Mada. 

1 komentar:

  1. Best LuckyClub Casino Sites and Bonuses in India
    Read our complete guide to the best Lucky Club casino luckyclub.live in India to find the best online gambling sites for you.💰 Best LuckyClub Bonus: 100% up to ₹10000📱 Mobile Version: Android, iPhone, Tablet, Tablet🎰 Deposit Bonus: 100% up to ₹2500

    BalasHapus