Senin, 07 Mei 2018

METODE PENGEMBANGAN BAHASA - "BERCERITA DENGAN BUKU"

Silahkan cek pdf di bawah ini, semoga bisa membantu untuk melengkapi referensi teman-teman. Mohon ingatkan apabila ada kesalahan.. Terimakasih

Kamis, 05 April 2018

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK - MASA AWAL KANAK-KANAK


Definisi Tugas Perkembangan dan Tugas Perkembangan Masa Awal Kanak-Kanak




A. Definisi Tugas Perkembangan
     Tugas perkembangan adalah , seseuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang . menurut Robert Havighurst tugas perkembangan adalah tugas yang terdapat pada suatu tahap kehidupan seseorang , yang akan membawa individu kepada kebahagiaan dan keberhasilan dalam tugas-tugas perkembangan berikutnya yaitu apabila tahap kehidupan tersebut di jalani dengan berhasil .

     Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi fisik dan mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Bayi yang baru lahir dan sehat, dengan cepat akan belajar menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya, dan melakukan tugas-tugas perkembangan tertentu. Ada tugas-tugas melakukan kegiatan yang harus dilatihnya setiap waktu, agar bayi/anak mampu melakukan adaptasi sosial (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosialnya), dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.MIsalnya tugas pendisiplinan diri/pembiasaan diri, makan dan tidur secara teratur, belajar patuh, dan lain-lain.

   Tidak terhingga banyaknya jumlah kegiatan bayi sehat sehari-harinya.Ia mengisap, menelan, membuang kotoran, muntah, mengeluarkan air liur, bersin, menguap, meregangkan otot-otot lengan dan kaki, menggerakkan anggota badan, menggeleng-gelengkan kepala, tertawa, menangis, dan lain-lain. Dengan macam-macam ulah dan suaranya yang selalu diulang-ulang dan di latih, ia mengingat pada orang lain atau lingkungannya akan eksistensi dirinya.

    Sejak hari-hari pertama sesudah kelahirannya, bayi menampilkan kepegasan dan gelorah gairah untuk menggunakan segenap kemampuannya.Ia lalu melatih potensi-potensinya dengan berlangsungan waktu, ia memperlihatkan kemajuan-kemajuan prestasi dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan dan usaha adaptasi terhadap macam-macam tuntutan, yang dilakukan baik secara sukarela, maupun secara dipaksakan atau keharusan baik dengan sikap penuh pengertian maupun berlangsung secara kebodoh-bodohan. Namun demikian ada batasnya mengenai kemampuan anak. Dan banyak pula tugas-tugas  serta tuntutan dari luar yang tidak bisa dipaksakan pada anak, serta tidak bisa dilakukan oleh anak.


            

B.  Tugas Perkembangan Awal Masa Anak-anak
         Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa aak-anak merupakan masa yang terpanjag dalam rentang kehidupan saat dimana individu relative tidak berdaya dan tergantung pada orang lain . Pada saat ini secara luas diu ketahui bahwa masa kanak-kanak harus di bagi menjadi dua periode yang berbeda awal dan akhir masa kanak-kanak . Periode awal berlangsung dari umur dua sampe enam tahun dan periode akhir dari enam tahun sampai tiba saatnya anak matang secara sekdual atau gender . Dengan demikian masa awal kank-kanak di mulai sebagai penutup masa bayi usia ketergantungan secara praktis sudah di lewati , diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir di sekitar usia sekolah dasar .

       Para pendidik menyebut tahun-tahun awal kanak-kanak sebagai usia prasekolah untuk membedakannya dari saat dimna anak di anggap cukup tua , baik secara fisik dan mental , untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal .

        Karena perkembangan utana yang terjadi selama masa awal kanak-kanak berkisar di seputar penguasaan dan pengendalian lingkungan , banyak pasra ahli psikologi melabelkan awal masa kank-kanak sebagai usia menjelajah , sebuah label yang menunjukan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya , bagaimana mekanismenya , bagaimana perasaannya dan bagaimana ia dapat menjai bagian dari lingkungan .

C. Tugas Perkembangan Awal Masa Kanak-Knak
      a) Belajar memakan makanan padat
      b) Belajar Berjalan
       c) Belajar berbicara
       d)  Belajar mengendalikan pembuang kotoran dalam tubuh
       e) Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya
        f) Mempersiapkan diri untuk membaca
        g) Belajar membedakan benar dan salah , dan mulai mengembangkan hati nurani .



Daftar Pustaka 

Kartono , Kartini , Psikologi anak (Psikologi perkembangan) . Bandung
                CV.Mandar Maju , 2007 .
Hurlock , B.Elizabeth ,Psikologi Perkembangan (Edisi Kelima) . Jakarta
                Erlangga , 1980 .



Rabu, 12 Juli 2017

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DALAM KELUARGA DUDA

ARTIKEL PENDIDIKAN KELUARGA ANAK USIA DINI :


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DALAM KELUARGA DUDA

Keluarga pada dasarnya teridiri dari ayah ibu dan anak yang memiliki tugas dan peranan masing-masing.Garis besarnya, ayah mencari nafkah dan sebagai kepala keluarga, Ibu sebagai penyeimbang tugas ayah sebagai kepala keluarga dan mendidik anak, lantas bagaimana apabila di dalam keluarga kehilangan seorang penyeimbang?.

Perubahan sering terjadi dalam siklus kehidupan, seperti kelahiran, kematian, perkawinan dan perceraian. Ada dua hal yang merubah status perkawinan karena kehilangan, pertama perceraian dan kedua kematian. Pada siklus hidup ini, pasti menimbulkan perubahan salah satu peranan dalam keluarga, seperti duda. Dimana dulu seorang ayah hanya mencari nafkah dan menjadi kepala rumah tangga harus rela menambah peran dan fungsinya sebagai seorang ibu yang menjadi penyeimbang dan menjadi pendidik untuk anak-anakya.

Bukan hanya ayah yang menjadi ganda peran dan fungsinya, anak pun akan demikian terutama bagi anak tertua yang memiliki adik. Setidaknya ada beberapa peran ibu yang harus dia(kakak) gantikan, seperti menjaga adik saat ayah bekerja, melakukan pekerjaan rumah yang dulu di bagi dengan ibu sekarang harus di lakukannya sendiri.

Peran isteri yang salah satunya membimbing anak dalam proses belajar mengajar harus digantikan semuanya oleh ayah. Keterlibatan ayah didalam mendampingi anak belajar dirumah harus dilakukan meskipun ayah lelah selepas pulang bekerja, tetapi ayah harus bisa meluangkan waktunya untuk mendampingi anak di dalam proses belajar anaknya. Tidak hanya sekedar mengingatkan waktu belajar, tetapi ayah harus selalu menyempatkan menemani anak dalam belajar. Hal inilah yang menjadi bagian tersulit saat seorang duda dengan penghasilan pas-pasan menjadi teman dan guru untuk mendampingi anak belajar, alasannya klise dan sederhana. Sibuk mencari nafkah.

Menurut konsep yang dijelaskan Gunarsa (2001:36) yang di kutip oleh Rizki Yana Yanuar, bahwa ayah akan selalu menjadi model tauladan bagi anak-anaknya. Pendidikan sangat penting bagi semua orang, semua orang wajib mendapat pendidikan yang layak bagi dirinya. Oleh karena itu orang tua berusaha akan selalu memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya.

Pendidikan yang baik, di dalam keluarga duda dengan taraf hidup yang dapat di katagorikan mampu mungkin berarti menyekolahkan anak di sekolah bonafit, memberikan layanan pendidikan yang di gemari anak dan lagi memberikan berbagai fasilitas tambahan atau dukungan  untuk belajar anak. Apa daya bagi keluarga yang berkecukupan dan hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk makan hal itu rasanya terlau tabu dan mungkin mustahil, bagi keluarga duda dengan taraf hidup berkecukupan atau bahkan rendah, menyekolahkan anaknya saja sudah menjadi sesuatu yang membanggakan dan menjadi sebuah harapan.

Menurut Fuad Ihsan yang di kutip oleh Hasbi Wahy, tanggung jawab pendidikan oleh kedua orangtuameliputi:
a. Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan,
minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmani maupun
rohani dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat
membahayakan dirinya.

c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi hidupnya, sehingga apabila ia dewasa ia mampu berdiri
sendiri dan membantu orang lain serta melaksanakan fungsi
kekhalifahannya.

d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
pendidikan agama sesuai dengan tuntunan Allah sebagai tujuan akhir hidup
muslim. Tanggung jawab ini dikategorikan juga sebagai tanggung jawab
kepada Allah.

Bagi keluarga duda, akan mengalami kesulitan untuk menjalankan peran ganda dengan tanggung jawab pendidikan. Dampak dari kesulitan ini bisa langsung di rasakan oleh anak. Ayah bekerja dari pagi hingga sore terkadang dari pagi hingga malam, dalam jam kerja itulah ayah kehilangan banyak waktu untuk anaknya, seperti menemani tumbuh kembang anak, menemani anak untuk belajar atau bermain, bahkan menghabiskan waktu untuk sedikit mengobrol bersama anak.



Di desa P di daerah Kabupaten Sidoarjo, tinggal seorang duda(R: Bp.J) dengan 3 orang anak perempuan. Berapa tahun silam sang istri mengalami sakit yang cukup parah tanpa dia tau penyebabnya, klise alasannya. Tidak memiliki dana untuk membawa istrinya berobat, alhasil sang istri pun harus melawan sakitnya dengan obat dan perawatan seadanya, namun Allah berkata lain istrinya meninggal dengan tenang tanpa rasa sakit. Tidak hanya itu, peran ayah yang seharusnya menjadi pelindung putrinya pun gagal, alasannya klise. Menikahkan anak pertamanya dengan tanpa melanjutkan sekolahnya ke jejang akhir SMA karena tidak memiliki biaya. Namun yang terjadi bukan sesuai harapannya, pernikahan anaknya pun harus berakhir di meja hijau dengan alasan ketidakcocokan.

Dari sini dapat di simpulkan bahwa tantangan terberat seorang duda adalah mendidik anaknya. Di kutip dari Hasbi Wahy, Zakiah Daradjat mengatakan: “Rasa kasih sayang adalah kebutuhan jiwa yang paling pokok dalam hidup manusia. Anak kecil yang merasa kurang disayangi ibu bapanya akan menderita batinnya, mungkin terganggu kesehatan badannya, akan kurang kecerdasannya dan mungkin ia akan menjadi nakal, keras kepala, dan sebagainya.

Berbicara tentang rasa kasih sayang, seorang keluarga duda pasti memiliki kurangnya rasa kasih sayang terutama kasih sayang seorang ibu. Kurang atau lebih tepat jika di sebut hilangnya kasih sayang seorang ibu di dalam keluarga.

Pada keluarga duda Bp.J, anaknya mengalami kurang kasih sayang dan perhatian sehingga mengalami kurang kecerdasannya. Di samping itu, keluarga ini adalah keluarga yang dapat di katagorikan tidak mampu sehingga sekolah hanya menjadi suatu rutinitas, pergi pagi pulang siang. Putri Bp.J belum memahami konsep angka maupun huruf, jika di lihat pada usianya yang sudah hampir menginjak 6tahun seharusnya dia mampu memahami dan menghafal angka dan huruf. Pada kenyataannya, dia tidak memahaminya sama sekali.

Seperti yang sudah tertulis di atas, bagi seorang duda dengan pendapatan yang lebih akan sangat mudah memberikan fasilitas pendidikan serta layanan pendidikan bagi anak-anaknya, sedangkan untuk yang berkecukupan atau bahkan tidak mampu akan sangat sulit memberikan fasilitas serta layanan pendidikan.

Di kutip dari Martani, Goldin–Meadow (2008) menyatakan bahwa lingkungan akan mempengaruhi anak dalam berbagai hal, antara lain akan berpengaruh terhadap bagaiamana seorang anak berkembang dan belajar dari lingkungan. Kualitas dan kuantitas pengasuhan terhadap anak usia dini ini menurut Mönks, Knoers, dan Haditono (2004) yang di kutip dari Martani berkait dengan pemberian stimulasi. Pemberian stimulasi harus sesaui dengan kebutuhan anak, anak yang mendapat stimulasi yang berlebih atau kurang, akan menyebabkan anak mengalami problema perkembangan. Problema perkembangan dapat terjadi karena pemberi stimulasi tidak paham tentang capaian perkembangan.

Ada yang bisa di lakukan seorang ayah yang berperan ganda sebagai seorang ibu, memberikan perhatian pendidikan dengan melibatkan keluarga terdekat, kakak atau anak sulung misalnya. Kerjasama antara ayah dan putri sulungnya dapat menjadi pemecahan masalah dalam kehidupan keluarga duda. Ayah dapat bernegosisasi kepada putri sulungnya, ayah dapat meminta putri sulungnya sebagai panutan untuk adik-adiknya.

Di tarik kesimpulan dari pernyataan Goldin- Meadow (2008), bahwa anak dapat berkembang dan belajar dari lingkungannya, jika di terapkan pada kejadian di keluarga duda Bp.J, alangkah lebih baik apabila kakak atau putri sulungnya memberikan contoh yang baik bagi adiknya. Menyediakan fasilitas sederhana untuk adiknya belajar, meja belajar kecil dan beberapa buku bacaan misalnya.

Tidak ada seseorang yang mampu mengerjakan banyak hal sendiri, termasuk seorang keluarga duda. Ayah pun pasti membutuhkan bantuan orang lain untuk membantu, tapi apabila dia memiliki putri sulung yang dapat di andalkan mengapa tidak?, ini hanya perkara pendekatan secara internal di dalam keluarga, ini hanya masalah saling terbuka dan bicara, dan hanya saling butuh waktu lebih banyak untuk bersama. Quality time bisa di dapatkan kapan saja, saat santai hanya sekedar minum kopi atau teh bersama di ruang tamu misalnya.  

Seorah ayah yang berstatus duda harus lebih sering meluangkan waktunya untuk bicara dan tertawa bersama anaknya, agar anaknya tidak merasa kehilangan rasa kasih sayang. Tidak hanay seorang duda, orang tua yang lengkap pun memang harusnya begitu.

Apa yang di perlukan anak usia dini dalam keluarga? Dukungan dan perhatian, anak-anak sangat suka apabila di beri dukungan terutama ‘pujian’ dengan pujian anak akan merasa bahwa dia di hargai. Di beri perhatian berupa peringatan, apabila dia salah maka bicarakan baik-baik, apabila dia tidak mampu melakukan sesuatu dekati dan ajaklah dia berkompromi dengan rasa ‘tidak bisanya’.

Di dalam keluarga yang utuh maupun tidak utuh (R: Duda/janda), biasanya akan mengalami kesulitan untuk memberikan waktu mereka untuk anaknya. Seperti yang sudah tertulis di atas.Alasannya klise, mencari nafkah.

Di dalam keluarag duda Bp.J, Bp.J sudah memenuhi kewajibannya sebagai pencari nafkah, hanya saja ada yang kurang yaitu memberi pendidikan yang layak bagi putri bungsunya. Membaca, menulis, dan menghitung adalah salah satu syarat seseorang agar dapat terus mengikuti pelajaran di sekolah. Yang terjadi justru sebaliknya.

Sederhana sebenarnya, seorang anak akan mudah belajar apabila itu terus di ulang dan di lakukannya setiap hari dengan dukugan orang yang intens orang yang dekat dengan dia dan yang dia kenal akrab. Dengan begitu, anak akan lebih mudah memahami apa yang akan dia pelajari. Pengulangan, sangat di perlukan apabila berada di posisi anak Bp.J. Di ulang dan terus di ulang. Dukungan dan perhatian pun juga di perlukan.

Lantas siapa yang sebaiknya memberikan dukungan, perhatian dan pengulangan?, jika ayahnya saja sibuk untuk mencari nafkah. Orang terdekat, kakak misalnya. Seperti yang sudah di bahas di awal tulisan ini, dalam keluarga duda sebaiknya ayah juga harus berkompromi dengan putri sulungnya untuk memenuhui kebutuhan pendidikan adiknya.

Mendidik anak usia dini di dalam keluarga duda memanglah tidak mudah, dengan yang biasanya hanya berperan single sekarang haruslah berperan ganda. Sebagais eorang ayah dan ibu di waktu yang bersamaan, sangat sulit. Maka dari itu ayahpun perlu membutuhkan bantuan dan kerjasama dengan anak-anaknya. Kerjasama dalam keluarga, saling bahu membahu dan tolong menolong. Dengan begini, tidak ada anak yang merasa kurang kasih sayang, meskipun rasa kehilangan tidak bisa di hindarkan.

Berbagai kutipan di ambil dalam :
Rr. Rizky Yana Yanuar, Peran Duda Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga Pada duda yang di tinggal istrin akibat kematian di Desa Mangaran Ajung Kab.Jember, Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, Univ Negeri Jember.

Hasbi Wahy, Keluarga sebagai basis pendidikan pertama dan utama, Vol.XII No.2 245-258, Jurnal Ilmiah Didaktika Febuari 2012, IAIN Ar-Raniry.


Wisjnu Martani, Metode stimulasi dan perkembangan emosi anak usia dini, Vol.39 No.1 112-120, Jurnal Psikologi Juni 2012, Univ. Gadjah Mada. 

Selasa, 20 Juni 2017

TBC KELENJAR (LIMFADENITIS TUBERKULOSIS) -



TBC KELENJAR  SURVIVOR !!Baca dan sharing yuk ^_^

TBC, agaknya tak asing lagi untuk kita masyarakat Indonesia. Penyakit ini biasanya mudah di kenali karena penderitanya pasti mengalami batuk berkepanjangan bahkan ada yang sampai mengeluarkan dahak darah. Berbeda dengan TBC Kelenjar yang masih asing di telinga kita. 

TBC Kelenjar atau dalam bahasa kerennya Limfadenitis Tuberkulosis ini adalah salah satu penyakit yang di sebabkan Oleh virus ataupun bakteri tuberculosis. Limfadenitis Tuberculosis ini lebih banyak menyerang perempuan. Dari namanya “Limfadenitis Tuberculosis” pada TBC jenis ini sering di temukan benjolan di leher, ketiak ataupun selangkangan.

Benjolan ini bukanlah seperti benjolan daging tumbuh atau orang Jawa akrab dengan sebutan “Uci-uci”, benjolan yang terjadi akibat TBC kelenjar ini cenderung lunak dan memiliki beberapa benjolan lain di sekitar benjolan utama. 

Seperti namanya, ‘TBC Kelenjar’. Penyakit TBC yang satu ini menyerang kelenjar manusia yang biasanya adalah kelenjar getah bening (di leher). Kelenjar getah bening adalah bagian vital dari tubuh manusia, kelenjar getah bening sendiri bertugas untuk membantu imunitas tubuh. Salah satu alasan, mengapa penderita dapat terinveksi virus TBC adalah imunitas yang menurun sehingga bakteri TBC kelenjar bisa menyerang kita kapan saja. 

TBC kelenjar di sebabkan oleh bakteri yang menginfeksi getah bening. Nah, darimana bakteri TBC Kelenjar ini dapat menginfeksi tubuh kita? Jawabannya adalah ‘Makanan’. Yaps, makanan yang tidak sehat dan makanan yang banyak mengandung zat-zat berbahaya adalah salah satu penyebab paling dominan. Mungkin bukan pada makanan yang kita makan, bisa jadi peralatan makan yang kita gunakan. 

Untuk ciri TBC kelenjar sendiri dari orang satu dan orang lainnya berbeda, ciri umumnya adalah terdapat benjolan di sekitar leher,ketiak ataupun selangkangan. Penderita TBC Kelenjar tidak harus mengalami batuk atau demam terlebih dahulu seperti TBC pada umunya. Benjolan ini dapat tumbuh membesar dan membuat penderitanya merasakan nyeri di bagian leher. 

Penanganan yang tepat dan cepat adalah salah satu penyelamat penderita TBC kelenjar. Karna apabila terus di biarkan tanpa adanya pengobatan medis bisa jadi benjolan ini akan semakin membesar lebih besar di bandingkan gondok. Hal yang paling di takutkan oleh tim medis saat penderita tidak mau melakukan pengobatan medis adalah pecahnya benjolan yang bisa jadi mengakibatkan hal yang buruk. Tak jarang benjolan ini tidak dapat pecah tetapi terus membesar sehingga tim medis harus melakukan operasi pengangkatan benjolan. 

Sedikit berbagi pengalaman pribadi, apabila kalian menemukan benjolan di sekitar leher ataupun di bagian lain di tubuh kalian alangkah lebih baik jangan memberikan benjolan itu minyak atau semacamnya apalagi memijat atau menekan benjolan. Karena hal itu hanya akan memperburuk keadaan benjolan tersebut.  

TBC Kelenjar tidak menular seperti TBC pada umunya, hanya saja apabila kita tidak melakukan pengobatan sesuai dengan prosedur  medis untuk TBC Kelenjar itu, hanya akan memperburuk kondisi tubuh kita, karena bakteri dapat menginfeksi paru-paru atau bagian tubuh yang lain. 

Beruntung, TBC Kelenjar yang saya alami tidak separah penderita lainnya. Pengobatan bagi penderita TBC Kelenjar tetaplah sama seperti penderita TBC lainnya. 6-9 bulan (tergantung seberapa parah TBC Kelenjar yang kita alami) rutin dan tidak boleh berhenti seharipun. Apabila kita berhenti 1 hari maka besok terhitung hari pertama bagi penderita untuk meminum obatnya meskipun penderita telah menjalani masa pengobatannya selama 1 atau 2 bulan (Bayangin aja hari-hari anda harus hidup dengan obat, bahkan di dompet pun ada obat!).

Obat yang di berikan tidak di minum sehari 2/3 kali melainkan 1 kali setelah makan dan langsung 3 butir sekaligus. Obat yang di berikan tidaklah sama dalam jangka waktu 6 bulan berturut-turut. Setiap minggunya penderita TBC harus melakukan pengambilan obat dan kontrol dengan dokter (ada pula yang sesuai dengan janji dokter), dalam tahap kontrol ini biasa penderita akan di timbang berat badannya secara berkala untuk memastikan tidak terjadi penurunan berat badan dengan kata lain penderita tidak boleh kurus! (nyiksa banget, mendadak gendutan huhu) dan selanjutnya dokter akan memeriksa benjolan kita apakah ada perubahan atau tidak. 

Kebayang gak sih betapa beruntungya kalian yang sehat dan baik-baik saja. Sebagai mantan penderita TBC Kelenjar yang bisa kapan saja terinfeksi lagi, saya merasa iri dengan teman-teman yang lain. Yang bebas makan apapun yang dia suka tanpa ada kata “tidak boleh”. Rasanya kangen banget makan mie instan, makan ayam goreng K*C, makan pizza, makan sosis, makan bakso sesuka hati, makan mie ayam tanpa harus ada jadwal, minum soda, minum float, minum-minuman dalam kemasan dan jajan tahu atau jamur crispy sepuasnya!!!! 

Sedih lagi, kalau lihat keluarga bisa enak banget makan mie instan dan saya harus buru-buru masuk kamar supaya gak sempet ngecium bau aroma mie instan. Dalam kamar pun masih harus nutup hidung supaya gak kecium baunya. Alay? Tapi emang itu kenyataannya. Setelah masa pengobatan selama kurang lebih 6 bulan lebih 2 minggu, entah gak tau kenapa ini hidung sama mulut gak ke kontrol. Bau mie instan aja udah bikin mual bahkan pernah hampir muntah saking peningnya. Namanya juga anak muda, pernah sekali ngenyel dan nyobain makan ayam goyeng K*C, beberapa jam kemudian kepala langsung pusing dan ayamnya pun saya keluarkan lagi (hahahahhaah) 

Pernah, salah satu teman tanya ke saya “gimana rasanya minum obat terus?”. Dengan santai saya jawab, gak enak! Apalagi setelah minum obat TBC kepala langsung pusing rasanya pengen di keluarin lagi aja obatnya. Dari sini saya belajar banyak, orang sehat dan mampu bertahan menjaga kesehatannya amatlah beruntung. 

Sama seperti penderita penyakit yang lain yang memerlukan pengobatan setiap hari, penderita TBC haruslah dalam pengawasan dan dukungan dari orang terdekat. Kebayangkan gimana rasanya jadi penderita yang harus survive selama 6 bulan untuk minum obat dan berobat terus. Alhamdulillah, saya punya ibu bagai alarm. Beliau adalah salah satu orang yang gak akan tidur kalau belum lihat saya minum obat (I Love you ibuk). Pernah suatu hari, rasanya saya mau nyerah aja deh, gak kuat minum obat yang gedhenya seruas jari dan sebanyak 3 butir (nelennya susah!, huhu). Tapi dengan baiknya ibu saya deketin saya dengan mata yang berkaca-kaca (udah mirip sinetron belum? Hahaha) dan bilang “Ayolah, harus sembuh pokoknya!” duhh... mendadak melow (alay kan alay hu!!!). 


TBC Kelenjar bisa di hindari kok, dengan cara olahraga teratur dan makan makanan yang sehat. Kalian yang hobi ke resto siap saji atau apalah itu jangan bangga dulu ya? Duh.. udah berapa banyak bakteri yang kalian simpan dalam tubuh? Nabung penyakit di masa depan? Biasakn untuk makan masakan rumah. Apalagi perempuan, harus bisa masak dong... supaya sehat dan jadi calon istri idaman (hahahaha). Ingat satu hal pengobatan TBC Kelenjar tidak menghilangkan bakterinya tetapi mengurangi penyebaran bakterinya yang dengan kata lain dapat kapan saja terinfeksi lagi. TBC kelenjar juga menjadi alasan dari salah satu penyebab kematian di Indonesia loh... yuk sama-sama lawan TBC dengan hidup sehat!

Rabu, 31 Mei 2017

MELEPAS MERPATI

 “MELEPAS MERPATI”
Allah Subhanahu wata’ala tidak akan salah mengirimkan seseorang yang tepat untuk kita, bukankah janji Allah hanya satu? ‘Orang baik akan selalu berjodoh dengan orang yang baik dan bukankah tulang rusuk tidak akan tertukar?. Aku selalu mencoba memahami makna dari kalimat itu. Hingga sekarang, saat aku membuka gambar demi gambar di album instagram. Aku melihat aura bahagia darinya, aku melihat setiap harapan ku ada di sana bersamanya, dulu.

Sungguh, jika aku miskin iman mungkin hari ini aku akan menjadi jenazah yang terbujur kaku. Tetapi, aku memiliki-Nya penguasa alam semesta, yang maha membolak balikkan hati setiap manusia. Kesedihan adalah awal dari sebuah kebahagiaan dan kesedihan adalah awal merubah diri menjadi lebih baik.

“Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu.”
 (QS.At-Taghabun: 11)

Ayat itulah yang membawa ku tetap tegar sampai sekarang ini, meskipun luka itu masih basah. Yang terjadi padaku hari ini adalah kehendak Allah Subhanahu wata’ala.

***

Tiga bulan sebelumnya...

“Bismillahhirrohmanirahim, dengan ijin Allah, ijinkan saya Noor Sigra Putra meminang putri bapak ananda Khaulla Ansari” bisakah hari ini aku merasa bahwa aku adalah gadis yang paling beruntung, Alhamdulillah .... doa-doa ku selama ini di ijabah oleh Allah. Seorang laki-laki datang ke rumah dan meminta ku menjadi bidadari surganya.

Dia adalah laki-laki yang selama dua bulan ini menemani hari-hari ku dengan berbagai nasehat dan laki-laki yang selalu mengingatkan ku untuk terus mengingat Allah di setiap langkah ku. Jika ada sesuatu yang bisa menggambarkan laki-laki ini maka akan aku gambarkan dan tuliskan, sayangnya dia hanya laki-laki akhir zaman yang ingin melakukan ibadah terbesar dalam hidupnya. Masih jauh dari kata sempurna, tapi cukup untuk menjadi calon imam pemimpin keluarga.

“Bismillahirahmanirrahim, saya Khaulla Ansari dengan ikhlas dan ridha menerima lamaran sekaligus pinangan dari saudara Noor Sigra Putra” dengan gugup dan malu aku mengucapkannya dan aku mendengar semua orang mengucapkan ‘Alhamdulillah’, rona kebahagiaan terpancar jelas di raut wajah setiap tamu yang hadir yang mana semuanya adalah kerabat dan sahabat dekat. ‘Ya Allah ridhoi kami, lancarkan lah segala urusan pernikahan kami’ doa ku dalam hati dan sejak saat itu kiblat ku dan doa ku selalu ku isi dengan nama ‘Noor Sigra Putra’.

“Terimakasih sudah mau menerima ku, Ulla” Aku hanya mengangguk malu, dia bukanlah laki-laki yang tiba-tiba datang pada ku. Dia adalah teman lama ku yang kini akan segera mengubah statusnya sebagai ‘suamiku’, ‘imamku’.

“Terimakasih juga mas, sudah mau mempercayakan kehormatan mu di pundakku” ucapku. Di pundak seorang istri ialah kehormatan seorang suami, dan di kaki suami adalah surga istri. Jika istri tidak menutup pundaknya dengan baik maka kehormatan suami adalah jaminannya, dan jika kaki suami di gunakan untuk melangkah ke tempat tidak baik maka surga istri di pertaruhkan. Dia hanya mengangguk dan tersenyum kecil.

***

“Dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis”
(QS. An-Najm: 43)

Di saat bahagia tercipta di situ luka akan mulai menunjukkan mukanya, bahagia dan luka adalah dua hal yang selalu erat dan berdampingan. Masa khitbah kami telah berjalan selama tiga minggu dan Pernikahan kami akan di gelar satu bulan lagi. Mendadak, pagi ini, dia mendapatkan tugas ke luar kota. Melihat jabatannya sebagai manager PT produk makanan terkenal, tidak mungkin jika harus di tolak.

“Pergi sebentar ya Ulla, gak lama kok kan cuma sebulan. Sabar ya?” karena tugas itulah pernikahan ku juga harus di undur selama kurang lebih dua sampai tiga bulan lagi. Aku tersenyum pasrah, melihat kepergiannya di bandara. “Ya Allah jagalah dia dimanapun dia berada, lindungi dia dari segala hal yang buruk” doa ku saat melepaskan kepergiannya.

Kami berperang melawan jarak, berperang menahan rindu dan berperang dengan waktu. Di sana dia menjalankan tugasnya sebagai seorang manager dan di sini aku masih sibuk membagi ilmu. Perlahan aku mulai mencintainya, meskipun kini dia jauh dari ku, meskipun kini aku jarang bertatap muka dengannya. Sungguh besar peran Allah bagiku, dengan waktu yang singkat dia menetapkan pilihan hatinya pada ku dan dengan singkat aku menitipkan hati ku padanya.

Aku berharap dia adalah jawaban dari doa ku selama ini, jawaban dari seluruh harapan ku. Noor Sigra Putra, dari jarak yang membentang ini aku percayakan hati ku untuk mu. Aku rela menunggu mu berapapun lamanya jarak ini akan terus membentang.

“Assalamuallaikum.... Selamat pagi Ulla, jangan lupa sholat subuh. Jangan malas, dan semoga hari ini penuh berkah” Aku membuka ponsel ku sembari tersenyum. Perhatian kecil yang sangat berkesan untukku. Bagaimana tidak, hampir setiap subuh dia mengirimi ku pesan yang sama. Setiap siang pun, dia akan menelfon hanya untuk menanyakan keberadaan ku dan mengingatkan ku untuk sholat dzuhur dan ashar nanti. Bolehkah aku merasa tidak ingin kehilangannya?, walaupun aku tahu kita semua akan terpisah dengan sesuatu bernama, ‘ajal’.

Sebulan berlalu, semuanya masih baik. Aku sering menghubunginya untuk bertanya kabar dan memberi kabar, tentang ku dan persiapan pernikahan. Perhatian kecil setiap subuh pun masih aku dapatkan darinya, walaupun mulai jarang. Sigra selalu berkata, jika kita berjodoh pasti kita akan bertemu meskipun jarak memisah. Seperti Nabi Adam dan Siti Hawa yang terpisah di belahan bumi yang berbeda, tapi pada akhirnya tetap bersatu. Satu kalimat yang benar-benar membuat ku semakin hari semakin mencintainya, satu kalimat yang membuat ku berhenti mengeluh karena jarak dan waktu. Terimakasih ya Allah engkau kirimkan aku laki-laki yang sungguh, sangat baik.

“Assalamuallaikum dek, maaf sepertinya aku akan pulang dua minggu lagi” ucapnya dengan nada sedikit menyesal. Aku hanya terdiam, apa yang akan ku ucapkan. Pernikahan ini sebentar lagi akan di laksanakan, sedangkan mempelai prianya saja sedang sibuk dan jauh.

“Waallaikumsalam mas, iya mas gakpapa, di sini biar Ulla, Bunda dan Ibu yang urus. Jangan terlalu capek ya mas, jangan lupa sholat dan dzikir” hanya kata itu yang keluar dari mulutku, aku sengaja menutupi kegundahan ku supaya dia tidak perlu mengkhawatirkanku.

“Jodoh itu gak akan kemana kok dek, yang sabar ya?” ucapnya. Andaikan saja aku sudah menjadi istrinya tidak perlu repot-repot menahan rindu, aku bisa menemuinya kapan pun aku mau. Dia menutup telfonnya seperti biasa. Entah, kenapa kata-katanya terngiang di telinga ku aku menangkap nada yang lain dari suaranya. Nada yang terkesan sedih dan bimbang, bukan nada yang selama sebulan ini terdengar seperti nada motivasi dan penyemangat.

Kekhawatiran ku mulai bertambah ketika seminggu ini tidak ada kabar apapun darinya, di tambah lagi ibunya yang juga tidak tahu apa-apa. Kemana kamu, hanya itu yang ada di pikiran ku. Sepertiga malam ku, selalu aku habiskan untuk berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang buruk di sana. Sebelumnya masing-masing keluarga memang menunda pernikahan ku menjadi dua atau tiga bulan dan sepertinya akan benar-benar mundur menjadi tiga bulan, manusia memang ahlinya dalam berencana tapi semuanya berakhir dengan ketentuan Allah.

Khusnudzon, itu yang selalu aku lakukan selama seminggu ini. Berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk dan rencana Allah pasti indah.

Pagi ini aku menerima pesan singkat. Ini bukanlah pesan singkat yang setiap subuh memenuhi notification ponsel ku. Apakah aku harus tertawa membacanya atau aku harus menangis sekencang-kencangnya?. Ya Allah apa ini?, Aku terduduk lesu sangat lesu air mata ku yang sebelumnya enggan untuk menetes kini mulai keluar dari pelupuk mataku suara ku yang semula baik kini menjadi parau dan dada ku bergetar hebat. La Tahzan Innallaha Ma’anna, hanya itu yang terus aku ucapkan.

“Seberapa kuat aku menggengam mu, jika kamu bukan jodoh ku maka akan terpisah juga. Maafkan aku Ulla...”

Aku ingin menemuinya, berbicara dengannya dan bertanya apa maksud dari pesannya ini. Aku coba untuk menelfonnya berkali-kali tapi hasilnya nihil. Aku coba untuk datang ke rumahnya tapi semuanya seakan pergi begitu saja, apa selama ini aku bermimpi? Apa kebahagiaan yang aku rasa selama ini hanya ilusi?.

Satu minggu sudah, tidak ada pesan singkat saat subuh dan tidak ada telfon saat siang. Dia dan keluarganya seolah hilang di telan muka bumi, aku berusaha untuk menghubungi tapi nihil. Lihatlah aku yang sudah seperti mayat hidup ini, menangis dan terus menangis. Dalam sujud pun aku menangis, “seburuk ini kah takdir ku ya Allah?” keluhku dalam doa.

Dua minggu berlalu....

Tepat dua bulan dia jauh, aku kira hanya jarak yang akan memisahkan ku dengannya aku kira hanya waktu yang akan berhenti sejenak untuk menemukan ku dengannya. Tapi salah, takdir juga turut andil untuk memisahkan ku dengannya.

“Arrggghhhhh!!!! Kenapa?! Kenapa mas?! Kenapa seperti ini?” aku berteriak dalam hati menahan amarah yang sudah semakin memuncak. Malu karena di gunjing, bingung karena terlalu lama di gantung, sedih dan kecewa yang benar-benar tak bisa di gambarkan. “Adakah yang lebih buruk dari ini ya Allah?” lirih ku dalam tangis.

Hancur, harapan ku hancur begitupun hati ku yang baru aku titipkan dan percayakan. Bahkan keluarganya pun hanya mampu mengucapkan kata maaf tanpa menjelaskan sebabnya pernikahan ini, batal!. Apa aku tidak begitu baik untuknya? Apa aku terlalu naif untuknya? Ada banyak pertanyaan dalam benakku.

Tidak cukup sampai di sini, di saat aku benar-benar merasa lebih baik dengan segala masalah yang menimpa, masalah lain datang lagi. Kali ini aku benar-benar hilang harapan, kali ini aku benar-benar merasa hanya seperti debu. Sore dan senja yang indah tidak mampu membuat hati ku merasa damai.
Foto itu, foto pernikahan yang sangat sederhana tapi indah, gaun itu adalah gaun yang sederhana tapi begitu pas dengan penggunanya yang juga cantik di balut dengan kerudung putih nan bersih dan senyum mereka, amat sangat bahagia. Inikah jawaban dari setiap masalah yang menimpa ku, tak cukupkah hanya meninggalkan, kenapa harus di tambah dengan sebuah kebohongan. Bagai belati tajam yang mehunus jantung, rasanya berkali-kali lebih sakit dan berkali-kali lebih perih. La Tahzan Innallaha Ma’anna, ucap ku lirih dengan getir dalam tangis.

***

Mungkin kamu bukanlah jawaban dari setiap doa ku bukan pula petunjuk dari setiap harap ku. Karena jodoh itu pergi tapi tak meninggalkan, jauh tapi tak menjauh, jarak bukanlah rintangan, hati yang lain yang jadi cobaan. Bukannya tak bisa berdamai dengan rasa sakit, hanya saja luka kemarin masih cukup basah, di tambah lagi dengan luka yang baru. Berbahagialah, dengan pilihan hatimu, jodoh mu yang benar-benar jadi tempat untuk mu kembali. Mungkin aku bukanlah gadis yang sempurna aku hanya punya doa dan cinta. Tak apa, aku akan mencoba untuk berdamai dengan rasa sakit, tak apa aku akan berusaha mengikhlaskan sesuatu yang memang tidak di takdirkan untukku. Terimakasih telah meminta ku menjadi bidadari surga mu, meski kini itu hanya ilusi. Sampaikan salam ku pada ibu dan ayah mu, terimakasih telah menyempatkan waktu untuk datang ke rumah ku.
Wahai yang maha membolak balikan hati, teguhkan lah hati ku dalam menggapai ridhoMu. Wahai yang maha membolak balikan hati, teguhkanlah hatinya pada pilihan yang telah ia pilih. Aku, di sini memantaskan diri untuk menanti seseorang yang nantinya akan mengobati luka hati.
Bismillahirrohmanirrahim, aku melepaskan mu, kebahagianku yang hanya sesaat tapi indah.

***

“Masih di lihat terus fotonya?” Aku mengangguk, menahan tangis dan sedikit tersenyum.

“Tidak akan ada yang berubah Khaulla, semua sudah takdir Allah. Tiga bulan itu lebih dari cukup. Kamu berhak untuk bahagia, berhak untuk berdamai dengan masa lalu” Aku memeluk bunda ku. Sungguh, saat ini pun aku ingin untuk berbahagia, melupakan segalanya. Tapi, apa daya aku hanya seorang manusia yang juga merasakan kecewa.

Dia kembali pada rumahnya, rumah yang sempat ia tinggal entah apa alasannya. Rumah adalah tempatnya untuk kembali, rumah selalu menjadi tujuan setelah persinggahan yang lama. Rumah itu bernama “Masa lalu”. Jangan tanya, siapa aku? Karena aku hanya tempat singgahnya. Khitbah tak berarti akan menikah, meskipun pernikahan adalah tujuan. Entah apa yang dia pikirkan, apakah cinta semacam permainan? Ataukah khitbah semacam sebuah perjalanan? yang jika ia lelah ia akan berhenti dan akan lanjut kembali saat lelahnya pergi.

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(QS. Al Baqarah: 153)

Ku gelar sajadah ku, ku panjatkan doa ku. Kali ini tanpa rasa sedih tanpa air mata yang ada hanya ketegaran dan rasa percaya. Melupakan memang sulit, apalagi mengikhlaskan sesuatu yang pernah hadir di hidup kita. Bersabarlah... yakinlah semua akan indah pada waktunya.

“Ya Allah hanya kepada-Mu lah aku meminta, lapangkanlah hati ku tegarkanlah raga ku dalam menghadapi ujian-Mu. Jika memang ini bagian dari takdir ku, aku ikhlas”.

Jika sesuatu itu hilang darimu maka jangan memohon untuk mendapatkan yang baru, berdoalah semoga Allah senantiasa melimpahimu rasa syukur. Bersyukur karena Allah menunjukan mana yang baik dan yang buruk, bersyukur ketika kita di uji dan bersyukur bahwa sebentar lagi akan ada kebahagain yang datang menghampiri.

Setelah hujan dan badai tidak selalu ada pelangi, di saat yang tepatlah pelangi itu muncul, sama seperti hidup, setelah cobaan datang menerpa tidak secepat itu nikmat datang menghampiri. Ini hidup dan memiliki fase, ada saat kita bahagia ada saat kita terluka, ada saat luka menganga ada saat tawa menghancurkan hampa. Yakinlah, di saat yang tepat, dimana kita sudah cukup pantas untuk di sanding tidak ada sesuatu hal yang akan memisahkan kecuali ‘Takdir Allah’.

***

Sinar matahari menyambut senyum ku, burung terbang menantikan bahagia ku. Aku berdiri di sini, tempat di mana aku menemukan tawa, menemukan tangis dan menemukan cerita. Tempat yang jauh dari luka dekat dengan canda. Setiap detik hanya ada senyum bahagia, menertawakan hal kecil yang sebenarnya tidaklah lucu. Anak-anak ini, mengajarkan ku arti kata maaf, arti kata bahagia, arti kata ikhlas dan arti kata memaafkan.

Hidup ini akan terus berjalan bukan? Maka aku mencoba melupakan, mengikhlaskan dan mendoakan segala yang terbaik untuk ku dan untuknya, yang pernah singgah kemudian pergi lalu hilang. Jika dia mampu menemukan  ‘rumahnya’ kembali, maka aku juga yakin bahwa suatu saat nanti akan ada seseorang yang menjadikan aku ‘rumahnya’. Ini hanya perihal waktu, perihal seberapa kuat aku menjalani ini semua.

“Kehilangan mu seperti kehilangan arah jalan, tapi aku tau jalan itu akan selalu ada hanya saja arahnya yang berbeda”- Khaulla