aisyah ajeng wahyuningtiyas
Senin, 07 Mei 2018
METODE PENGEMBANGAN BAHASA - "BERCERITA DENGAN BUKU"
Silahkan cek pdf di bawah ini, semoga bisa membantu untuk melengkapi referensi teman-teman. Mohon ingatkan apabila ada kesalahan.. Terimakasih
Kamis, 05 April 2018
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK - MASA AWAL KANAK-KANAK
Definisi Tugas Perkembangan dan Tugas Perkembangan Masa Awal Kanak-Kanak
A. Definisi Tugas Perkembangan
Tugas
perkembangan adalah , seseuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam
kehidupan seseorang . menurut Robert Havighurst tugas perkembangan adalah tugas
yang terdapat pada suatu tahap kehidupan seseorang , yang akan membawa individu
kepada kebahagiaan dan keberhasilan dalam tugas-tugas perkembangan berikutnya
yaitu apabila tahap kehidupan tersebut di jalani dengan berhasil .
Masa bayi disebut juga sebagai periode
vital, karena kondisi fisik dan mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi
perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Bayi yang baru lahir dan sehat,
dengan cepat akan belajar menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya, dan
melakukan tugas-tugas perkembangan tertentu. Ada tugas-tugas melakukan kegiatan
yang harus dilatihnya setiap waktu, agar bayi/anak mampu melakukan adaptasi
sosial (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosialnya), dan mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya.MIsalnya tugas pendisiplinan
diri/pembiasaan diri, makan dan tidur secara teratur, belajar patuh, dan
lain-lain.
Tidak terhingga banyaknya jumlah
kegiatan bayi sehat sehari-harinya.Ia mengisap, menelan, membuang kotoran,
muntah, mengeluarkan air liur, bersin, menguap, meregangkan otot-otot lengan
dan kaki, menggerakkan anggota badan, menggeleng-gelengkan kepala, tertawa,
menangis, dan lain-lain. Dengan macam-macam ulah dan suaranya yang selalu
diulang-ulang dan di latih, ia mengingat pada orang lain atau lingkungannya
akan eksistensi dirinya.
Sejak hari-hari pertama sesudah
kelahirannya, bayi menampilkan kepegasan dan gelorah gairah untuk menggunakan
segenap kemampuannya.Ia lalu melatih potensi-potensinya dengan berlangsungan
waktu, ia memperlihatkan kemajuan-kemajuan prestasi dalam melaksanakan
tugas-tugas perkembangan dan usaha adaptasi terhadap macam-macam tuntutan, yang
dilakukan baik secara sukarela, maupun secara dipaksakan atau keharusan baik
dengan sikap penuh pengertian maupun berlangsung secara kebodoh-bodohan. Namun
demikian ada batasnya mengenai kemampuan anak. Dan banyak pula tugas-tugas serta tuntutan dari luar yang tidak bisa dipaksakan
pada anak, serta tidak bisa dilakukan oleh anak.
B. Tugas
Perkembangan Awal Masa Anak-anak
Pada
umumnya orang berpendapat bahwa masa aak-anak merupakan masa yang terpanjag
dalam rentang kehidupan saat dimana individu relative tidak berdaya dan
tergantung pada orang lain . Pada saat ini secara luas diu ketahui
bahwa masa kanak-kanak harus di bagi menjadi dua periode yang berbeda awal dan
akhir masa kanak-kanak . Periode awal berlangsung dari umur dua sampe enam
tahun dan periode akhir dari enam tahun sampai tiba saatnya anak matang secara
sekdual atau gender . Dengan demikian masa awal kank-kanak di mulai sebagai
penutup masa bayi usia ketergantungan secara praktis sudah di lewati , diganti
dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir di sekitar usia sekolah dasar .
Para pendidik menyebut tahun-tahun awal
kanak-kanak sebagai usia prasekolah untuk membedakannya dari saat dimna anak di
anggap cukup tua , baik secara fisik dan mental , untuk menghadapi tugas-tugas
pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal .
Karena perkembangan utana yang terjadi
selama masa awal kanak-kanak berkisar di seputar penguasaan dan pengendalian
lingkungan , banyak pasra ahli psikologi melabelkan awal masa kank-kanak
sebagai usia menjelajah , sebuah label yang menunjukan bahwa anak-anak ingin
mengetahui keadaan lingkungannya , bagaimana mekanismenya , bagaimana
perasaannya dan bagaimana ia dapat menjai bagian dari lingkungan .
C. Tugas Perkembangan Awal Masa Kanak-Knak
a)
Belajar memakan makanan padat
b) Belajar Berjalan
c) Belajar berbicara
d)
Belajar mengendalikan pembuang kotoran dalam tubuh
e) Mempelajari perbedaan seks dan tata
caranya
f) Mempersiapkan diri untuk membaca
g) Belajar membedakan benar dan salah ,
dan mulai mengembangkan hati nurani .
Daftar Pustaka
Kartono
, Kartini , Psikologi anak (Psikologi
perkembangan) . Bandung
CV.Mandar Maju , 2007 .
Hurlock
, B.Elizabeth ,Psikologi Perkembangan
(Edisi Kelima) . Jakarta
Erlangga , 1980 .
Rabu, 12 Juli 2017
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DALAM KELUARGA DUDA
ARTIKEL
PENDIDIKAN KELUARGA ANAK USIA DINI :
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DALAM KELUARGA DUDA
Keluarga
pada dasarnya teridiri dari ayah ibu dan anak yang memiliki tugas dan peranan
masing-masing.Garis besarnya, ayah mencari nafkah dan sebagai kepala keluarga,
Ibu sebagai penyeimbang tugas ayah sebagai kepala keluarga dan mendidik anak,
lantas bagaimana apabila di dalam keluarga kehilangan seorang penyeimbang?.
Perubahan
sering terjadi dalam siklus kehidupan, seperti kelahiran, kematian, perkawinan
dan perceraian. Ada dua hal yang merubah status perkawinan karena kehilangan,
pertama perceraian dan kedua kematian. Pada siklus hidup ini, pasti menimbulkan
perubahan salah satu peranan dalam keluarga, seperti duda. Dimana dulu seorang
ayah hanya mencari nafkah dan menjadi kepala rumah tangga harus rela menambah
peran dan fungsinya sebagai seorang ibu yang menjadi penyeimbang dan menjadi
pendidik untuk anak-anakya.
Bukan
hanya ayah yang menjadi ganda peran dan fungsinya, anak pun akan demikian
terutama bagi anak tertua yang memiliki adik. Setidaknya ada beberapa peran ibu
yang harus dia(kakak) gantikan, seperti menjaga adik saat ayah bekerja, melakukan
pekerjaan rumah yang dulu di bagi dengan ibu sekarang harus di lakukannya
sendiri.
Peran isteri
yang salah satunya membimbing anak dalam proses belajar mengajar harus digantikan
semuanya oleh ayah. Keterlibatan ayah
didalam mendampingi anak belajar
dirumah harus dilakukan meskipun ayah lelah selepas pulang bekerja, tetapi ayah harus bisa
meluangkan waktunya untuk mendampingi
anak di dalam proses belajar anaknya.
Tidak hanya sekedar mengingatkan waktu belajar, tetapi ayah harus selalu menyempatkan menemani anak
dalam belajar. Hal inilah yang menjadi bagian tersulit
saat seorang duda dengan penghasilan pas-pasan menjadi teman dan guru untuk
mendampingi anak belajar, alasannya klise dan sederhana. Sibuk mencari nafkah.
Menurut
konsep yang dijelaskan Gunarsa (2001:36) yang di kutip oleh Rizki Yana Yanuar,
bahwa ayah akan selalu menjadi model tauladan bagi anak-anaknya. Pendidikan sangat penting
bagi semua orang, semua orang
wajib mendapat pendidikan yang layak
bagi dirinya. Oleh karena itu orang tua berusaha akan selalu memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya.
Pendidikan
yang baik, di dalam keluarga duda dengan taraf hidup yang dapat di katagorikan
mampu mungkin berarti menyekolahkan anak di sekolah bonafit, memberikan layanan
pendidikan yang di gemari anak dan lagi memberikan berbagai fasilitas tambahan
atau dukungan untuk belajar anak. Apa
daya bagi keluarga yang berkecukupan dan hanya mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari untuk makan hal itu rasanya terlau tabu dan mungkin mustahil, bagi
keluarga duda dengan taraf hidup berkecukupan atau bahkan rendah, menyekolahkan
anaknya saja sudah menjadi sesuatu yang membanggakan dan menjadi sebuah
harapan.
Menurut Fuad Ihsan yang di kutip oleh Hasbi Wahy, tanggung jawab
pendidikan oleh kedua orangtuameliputi:
a. Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan,
minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.
a. Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan,
minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.
b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmani maupun
rohani dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat
membahayakan dirinya.
c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi hidupnya, sehingga apabila ia dewasa ia mampu berdiri
sendiri dan membantu orang lain serta melaksanakan fungsi
kekhalifahannya.
d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
pendidikan agama sesuai dengan tuntunan Allah sebagai tujuan akhir hidup
muslim. Tanggung jawab ini dikategorikan juga sebagai tanggung jawab
kepada Allah.
Bagi keluarga duda, akan mengalami kesulitan untuk menjalankan
peran ganda dengan tanggung jawab pendidikan. Dampak dari kesulitan ini bisa
langsung di rasakan oleh anak. Ayah bekerja dari pagi hingga sore terkadang
dari pagi hingga malam, dalam jam kerja itulah ayah kehilangan banyak waktu
untuk anaknya, seperti menemani tumbuh kembang anak, menemani anak untuk
belajar atau bermain, bahkan menghabiskan waktu untuk sedikit mengobrol bersama
anak.
Di desa P di daerah Kabupaten Sidoarjo, tinggal seorang duda(R:
Bp.J) dengan 3 orang anak perempuan. Berapa tahun silam sang istri mengalami
sakit yang cukup parah tanpa dia tau penyebabnya, klise alasannya. Tidak
memiliki dana untuk membawa istrinya berobat, alhasil sang istri pun harus
melawan sakitnya dengan obat dan perawatan seadanya, namun Allah berkata lain
istrinya meninggal dengan tenang tanpa rasa sakit. Tidak hanya itu, peran ayah
yang seharusnya menjadi pelindung putrinya pun gagal, alasannya klise.
Menikahkan anak pertamanya dengan tanpa melanjutkan sekolahnya ke jejang akhir
SMA karena tidak memiliki biaya. Namun yang terjadi bukan sesuai harapannya,
pernikahan anaknya pun harus berakhir di meja hijau dengan alasan
ketidakcocokan.
Dari sini dapat di simpulkan bahwa tantangan terberat seorang duda
adalah mendidik anaknya. Di kutip dari Hasbi Wahy, Zakiah Daradjat mengatakan: “Rasa kasih sayang adalah kebutuhan
jiwa yang paling pokok dalam hidup manusia. Anak kecil yang merasa
kurang disayangi ibu bapanya akan menderita batinnya,
mungkin terganggu kesehatan badannya, akan kurang kecerdasannya dan mungkin ia akan menjadi nakal, keras
kepala, dan sebagainya.
Berbicara tentang rasa kasih sayang, seorang keluarga duda pasti
memiliki kurangnya rasa kasih sayang terutama kasih sayang seorang ibu. Kurang
atau lebih tepat jika di sebut hilangnya kasih sayang seorang ibu di dalam
keluarga.
Pada keluarga duda Bp.J, anaknya mengalami kurang kasih sayang dan
perhatian sehingga mengalami kurang kecerdasannya. Di samping itu, keluarga ini
adalah keluarga yang dapat di katagorikan tidak mampu sehingga sekolah hanya
menjadi suatu rutinitas, pergi pagi pulang siang. Putri Bp.J belum memahami
konsep angka maupun huruf, jika di lihat pada usianya yang sudah hampir
menginjak 6tahun seharusnya dia mampu memahami dan menghafal angka dan huruf.
Pada kenyataannya, dia tidak memahaminya sama sekali.
Seperti yang sudah tertulis di atas, bagi seorang duda dengan pendapatan
yang lebih akan sangat mudah memberikan fasilitas pendidikan serta layanan pendidikan
bagi anak-anaknya, sedangkan untuk yang berkecukupan atau bahkan tidak mampu
akan sangat sulit memberikan fasilitas serta layanan pendidikan.
Di
kutip dari Martani, Goldin–Meadow (2008) menyatakan bahwa lingkungan akan
mempengaruhi anak dalam berbagai hal, antara lain akan berpengaruh terhadap
bagaiamana seorang anak berkembang dan belajar dari lingkungan. Kualitas dan
kuantitas pengasuhan terhadap anak usia dini ini menurut Mönks, Knoers, dan
Haditono (2004) yang di kutip dari Martani berkait dengan pemberian stimulasi.
Pemberian stimulasi harus sesaui dengan kebutuhan anak, anak yang mendapat
stimulasi yang berlebih atau kurang, akan menyebabkan anak mengalami problema
perkembangan. Problema perkembangan dapat terjadi karena pemberi stimulasi
tidak paham tentang capaian perkembangan.
Ada
yang bisa di lakukan seorang ayah yang berperan ganda sebagai seorang ibu,
memberikan perhatian pendidikan dengan melibatkan keluarga terdekat, kakak atau
anak sulung misalnya. Kerjasama antara ayah dan putri sulungnya dapat menjadi
pemecahan masalah dalam kehidupan keluarga duda. Ayah dapat bernegosisasi
kepada putri sulungnya, ayah dapat meminta putri sulungnya sebagai panutan
untuk adik-adiknya.
Di tarik kesimpulan dari pernyataan Goldin- Meadow (2008), bahwa
anak dapat berkembang dan belajar dari lingkungannya, jika di terapkan pada
kejadian di keluarga duda Bp.J, alangkah lebih baik apabila kakak atau putri
sulungnya memberikan contoh yang baik bagi adiknya. Menyediakan fasilitas
sederhana untuk adiknya belajar, meja belajar kecil dan beberapa buku bacaan
misalnya.
Tidak ada seseorang yang mampu mengerjakan banyak hal sendiri,
termasuk seorang keluarga duda. Ayah pun pasti membutuhkan bantuan orang lain
untuk membantu, tapi apabila dia memiliki putri sulung yang dapat di andalkan
mengapa tidak?, ini hanya perkara pendekatan secara internal di dalam keluarga,
ini hanya masalah saling terbuka dan bicara, dan hanya saling butuh waktu lebih
banyak untuk bersama. Quality time
bisa di dapatkan kapan saja, saat santai hanya sekedar minum kopi atau teh
bersama di ruang tamu misalnya.
Seorah ayah yang berstatus duda harus lebih sering meluangkan
waktunya untuk bicara dan tertawa bersama anaknya, agar anaknya tidak merasa
kehilangan rasa kasih sayang. Tidak hanay seorang duda, orang tua yang lengkap
pun memang harusnya begitu.
Apa yang di perlukan anak usia dini dalam keluarga? Dukungan dan
perhatian, anak-anak sangat suka apabila di beri dukungan terutama ‘pujian’
dengan pujian anak akan merasa bahwa dia di hargai. Di beri perhatian berupa
peringatan, apabila dia salah maka bicarakan baik-baik, apabila dia tidak mampu
melakukan sesuatu dekati dan ajaklah dia berkompromi dengan rasa ‘tidak
bisanya’.
Di dalam keluarga yang utuh maupun tidak utuh (R: Duda/janda),
biasanya akan mengalami kesulitan untuk memberikan waktu mereka untuk anaknya.
Seperti yang sudah tertulis di atas.Alasannya klise, mencari nafkah.
Di dalam keluarag duda Bp.J, Bp.J sudah memenuhi kewajibannya
sebagai pencari nafkah, hanya saja ada yang kurang yaitu memberi pendidikan
yang layak bagi putri bungsunya. Membaca, menulis, dan menghitung adalah salah
satu syarat seseorang agar dapat terus mengikuti pelajaran di sekolah. Yang
terjadi justru sebaliknya.
Sederhana sebenarnya, seorang anak akan mudah belajar apabila itu
terus di ulang dan di lakukannya setiap hari dengan dukugan orang yang intens
orang yang dekat dengan dia dan yang dia kenal akrab. Dengan begitu, anak akan
lebih mudah memahami apa yang akan dia pelajari. Pengulangan, sangat di perlukan
apabila berada di posisi anak Bp.J. Di ulang dan terus di ulang. Dukungan dan
perhatian pun juga di perlukan.
Lantas siapa yang sebaiknya memberikan dukungan, perhatian dan
pengulangan?, jika ayahnya saja sibuk untuk mencari nafkah. Orang terdekat,
kakak misalnya. Seperti yang sudah di bahas di awal tulisan ini, dalam keluarga
duda sebaiknya ayah juga harus berkompromi dengan putri sulungnya untuk
memenuhui kebutuhan pendidikan adiknya.
Mendidik anak usia dini di dalam keluarga duda memanglah tidak
mudah, dengan yang biasanya hanya berperan single sekarang haruslah berperan
ganda. Sebagais eorang ayah dan ibu di waktu yang bersamaan, sangat sulit. Maka
dari itu ayahpun perlu membutuhkan bantuan dan kerjasama dengan anak-anaknya.
Kerjasama dalam keluarga, saling bahu membahu dan tolong menolong. Dengan
begini, tidak ada anak yang merasa kurang kasih sayang, meskipun rasa
kehilangan tidak bisa di hindarkan.
Berbagai kutipan di ambil dalam :
Rr. Rizky Yana Yanuar, Peran Duda
Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga Pada duda yang di tinggal istrin akibat
kematian di Desa Mangaran Ajung Kab.Jember, Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, Univ Negeri
Jember.
Hasbi Wahy, Keluarga sebagai basis pendidikan pertama
dan utama, Vol.XII No.2 245-258, Jurnal Ilmiah Didaktika Febuari 2012,
IAIN Ar-Raniry.
Wisjnu Martani, Metode stimulasi dan perkembangan emosi anak
usia dini, Vol.39 No.1 112-120, Jurnal Psikologi Juni 2012, Univ.
Gadjah Mada.
Selasa, 20 Juni 2017
TBC KELENJAR (LIMFADENITIS TUBERKULOSIS) -
TBC KELENJAR SURVIVOR !!Baca dan sharing yuk ^_^
TBC,
agaknya tak asing lagi untuk kita masyarakat Indonesia. Penyakit ini biasanya
mudah di kenali karena penderitanya pasti mengalami batuk berkepanjangan bahkan
ada yang sampai mengeluarkan dahak darah. Berbeda dengan TBC Kelenjar yang
masih asing di telinga kita.
TBC
Kelenjar atau dalam bahasa kerennya Limfadenitis Tuberkulosis ini
adalah salah satu penyakit yang di sebabkan Oleh virus ataupun bakteri
tuberculosis. Limfadenitis Tuberculosis ini lebih banyak menyerang perempuan.
Dari namanya “Limfadenitis Tuberculosis” pada TBC jenis ini sering di temukan benjolan
di leher, ketiak ataupun selangkangan.
Benjolan
ini bukanlah seperti benjolan daging tumbuh atau orang Jawa akrab dengan
sebutan “Uci-uci”, benjolan yang terjadi akibat TBC kelenjar ini cenderung
lunak dan memiliki beberapa benjolan lain di sekitar benjolan utama.
Seperti
namanya, ‘TBC Kelenjar’. Penyakit TBC yang satu ini menyerang kelenjar manusia
yang biasanya adalah kelenjar getah bening (di leher). Kelenjar getah bening
adalah bagian vital dari tubuh manusia, kelenjar getah bening sendiri bertugas
untuk membantu imunitas tubuh. Salah satu alasan, mengapa penderita dapat
terinveksi virus TBC adalah imunitas yang menurun sehingga bakteri TBC kelenjar
bisa menyerang kita kapan saja.
TBC
kelenjar di sebabkan oleh bakteri yang menginfeksi getah bening. Nah, darimana
bakteri TBC Kelenjar ini dapat menginfeksi tubuh kita? Jawabannya adalah ‘Makanan’.
Yaps, makanan yang tidak sehat dan makanan yang banyak mengandung zat-zat
berbahaya adalah salah satu penyebab paling dominan. Mungkin bukan pada makanan
yang kita makan, bisa jadi peralatan makan yang kita gunakan.
Untuk
ciri TBC kelenjar sendiri dari orang satu dan orang lainnya berbeda, ciri
umumnya adalah terdapat benjolan di sekitar leher,ketiak ataupun selangkangan.
Penderita TBC Kelenjar tidak harus mengalami batuk atau demam terlebih dahulu
seperti TBC pada umunya. Benjolan ini dapat tumbuh membesar dan membuat
penderitanya merasakan nyeri di bagian leher.
Penanganan
yang tepat dan cepat adalah salah satu penyelamat penderita TBC kelenjar. Karna
apabila terus di biarkan tanpa adanya pengobatan medis bisa jadi benjolan ini
akan semakin membesar lebih besar di bandingkan gondok. Hal yang paling di
takutkan oleh tim medis saat penderita tidak mau melakukan pengobatan medis
adalah pecahnya benjolan yang bisa jadi mengakibatkan hal yang buruk. Tak
jarang benjolan ini tidak dapat pecah tetapi terus membesar sehingga tim medis
harus melakukan operasi pengangkatan benjolan.
Sedikit
berbagi pengalaman pribadi, apabila kalian menemukan benjolan di sekitar leher
ataupun di bagian lain di tubuh kalian alangkah lebih baik jangan memberikan
benjolan itu minyak atau semacamnya apalagi memijat atau menekan benjolan.
Karena hal itu hanya akan memperburuk keadaan benjolan tersebut.
TBC
Kelenjar tidak menular seperti TBC pada umunya, hanya saja apabila kita tidak
melakukan pengobatan sesuai dengan prosedur medis untuk TBC Kelenjar itu, hanya akan
memperburuk kondisi tubuh kita, karena bakteri dapat menginfeksi paru-paru atau
bagian tubuh yang lain.
Beruntung,
TBC Kelenjar yang saya alami tidak separah penderita lainnya. Pengobatan bagi
penderita TBC Kelenjar tetaplah sama seperti penderita TBC lainnya. 6-9 bulan (tergantung
seberapa parah TBC Kelenjar yang kita alami) rutin dan tidak boleh berhenti
seharipun. Apabila kita berhenti 1 hari maka besok terhitung hari pertama bagi
penderita untuk meminum obatnya meskipun penderita telah menjalani masa pengobatannya
selama 1 atau 2 bulan (Bayangin aja hari-hari anda harus hidup dengan obat,
bahkan di dompet pun ada obat!).
Obat
yang di berikan tidak di minum sehari 2/3 kali melainkan 1 kali setelah makan
dan langsung 3 butir sekaligus. Obat yang di berikan tidaklah sama dalam jangka
waktu 6 bulan berturut-turut. Setiap minggunya penderita TBC harus melakukan
pengambilan obat dan kontrol dengan dokter (ada pula yang sesuai dengan janji
dokter), dalam tahap kontrol ini biasa penderita akan di timbang berat badannya
secara berkala untuk memastikan tidak terjadi penurunan berat badan dengan kata
lain penderita tidak boleh kurus! (nyiksa banget, mendadak gendutan huhu) dan
selanjutnya dokter akan memeriksa benjolan kita apakah ada perubahan atau
tidak.
Kebayang
gak sih betapa beruntungya kalian yang sehat dan baik-baik saja. Sebagai mantan
penderita TBC Kelenjar yang bisa kapan saja terinfeksi lagi, saya merasa iri
dengan teman-teman yang lain. Yang bebas makan apapun yang dia suka tanpa ada
kata “tidak boleh”. Rasanya kangen banget makan mie instan, makan ayam goreng K*C,
makan pizza, makan sosis, makan bakso sesuka hati, makan mie ayam tanpa harus
ada jadwal, minum soda, minum float, minum-minuman dalam kemasan dan jajan tahu
atau jamur crispy sepuasnya!!!!
Sedih
lagi, kalau lihat keluarga bisa enak banget makan mie instan dan saya harus
buru-buru masuk kamar supaya gak sempet ngecium bau aroma mie instan. Dalam
kamar pun masih harus nutup hidung supaya gak kecium baunya. Alay? Tapi emang
itu kenyataannya. Setelah masa pengobatan selama kurang lebih 6 bulan lebih 2
minggu, entah gak tau kenapa ini hidung sama mulut gak ke kontrol. Bau mie
instan aja udah bikin mual bahkan pernah hampir muntah saking peningnya.
Namanya juga anak muda, pernah sekali ngenyel dan nyobain makan ayam goyeng K*C,
beberapa jam kemudian kepala langsung pusing dan ayamnya pun saya keluarkan
lagi (hahahahhaah)
Pernah,
salah satu teman tanya ke saya “gimana rasanya minum obat terus?”. Dengan
santai saya jawab, gak enak! Apalagi setelah minum obat TBC kepala langsung
pusing rasanya pengen di keluarin lagi aja obatnya. Dari sini saya belajar
banyak, orang sehat dan mampu bertahan menjaga kesehatannya amatlah beruntung.
Sama
seperti penderita penyakit yang lain yang memerlukan pengobatan setiap hari,
penderita TBC haruslah dalam pengawasan dan dukungan dari orang terdekat. Kebayangkan
gimana rasanya jadi penderita yang harus survive selama 6 bulan untuk minum
obat dan berobat terus. Alhamdulillah, saya punya ibu bagai alarm. Beliau
adalah salah satu orang yang gak akan tidur kalau belum lihat saya minum obat
(I Love you ibuk). Pernah suatu hari, rasanya saya mau nyerah aja deh, gak kuat
minum obat yang gedhenya seruas jari dan sebanyak 3 butir (nelennya susah!,
huhu). Tapi dengan baiknya ibu saya deketin saya dengan mata yang berkaca-kaca
(udah mirip sinetron belum? Hahaha) dan bilang “Ayolah, harus sembuh pokoknya!”
duhh... mendadak melow (alay kan alay hu!!!).
TBC
Kelenjar bisa di hindari kok, dengan cara olahraga teratur dan makan makanan
yang sehat. Kalian yang hobi ke resto siap saji atau apalah itu jangan bangga
dulu ya? Duh.. udah berapa banyak bakteri yang kalian simpan dalam tubuh? Nabung
penyakit di masa depan? Biasakn untuk makan masakan rumah. Apalagi perempuan,
harus bisa masak dong... supaya sehat dan jadi calon istri idaman (hahahaha).
Ingat satu hal pengobatan TBC Kelenjar tidak menghilangkan bakterinya tetapi
mengurangi penyebaran bakterinya yang dengan kata lain dapat kapan saja
terinfeksi lagi. TBC kelenjar juga menjadi alasan dari salah satu penyebab
kematian di Indonesia loh... yuk sama-sama lawan TBC dengan hidup sehat!
Rabu, 31 Mei 2017
MELEPAS MERPATI
“MELEPAS MERPATI”
Allah Subhanahu wata’ala tidak akan salah mengirimkan seseorang yang tepat untuk kita, bukankah janji Allah hanya satu? ‘Orang baik akan selalu berjodoh dengan orang yang baik dan bukankah tulang rusuk tidak akan tertukar?. Aku selalu mencoba memahami makna dari kalimat itu. Hingga sekarang, saat aku membuka gambar demi gambar di album instagram. Aku melihat aura bahagia darinya, aku melihat setiap harapan ku ada di sana bersamanya, dulu.Sungguh, jika aku miskin iman mungkin hari ini aku akan menjadi jenazah yang terbujur kaku. Tetapi, aku memiliki-Nya penguasa alam semesta, yang maha membolak balikkan hati setiap manusia. Kesedihan adalah awal dari sebuah kebahagiaan dan kesedihan adalah awal merubah diri menjadi lebih baik.
“Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu.”
(QS.At-Taghabun: 11)
Ayat itulah yang membawa ku tetap tegar sampai sekarang ini, meskipun luka itu masih basah. Yang terjadi padaku hari ini adalah kehendak Allah Subhanahu wata’ala.
***
Tiga bulan sebelumnya...
“Bismillahhirrohmanirahim, dengan ijin Allah, ijinkan saya Noor Sigra Putra meminang putri bapak ananda Khaulla Ansari” bisakah hari ini aku merasa bahwa aku adalah gadis yang paling beruntung, Alhamdulillah .... doa-doa ku selama ini di ijabah oleh Allah. Seorang laki-laki datang ke rumah dan meminta ku menjadi bidadari surganya.
Dia adalah laki-laki yang selama dua bulan ini menemani hari-hari ku dengan berbagai nasehat dan laki-laki yang selalu mengingatkan ku untuk terus mengingat Allah di setiap langkah ku. Jika ada sesuatu yang bisa menggambarkan laki-laki ini maka akan aku gambarkan dan tuliskan, sayangnya dia hanya laki-laki akhir zaman yang ingin melakukan ibadah terbesar dalam hidupnya. Masih jauh dari kata sempurna, tapi cukup untuk menjadi calon imam pemimpin keluarga.
“Bismillahirahmanirrahim, saya Khaulla Ansari dengan ikhlas dan ridha menerima lamaran sekaligus pinangan dari saudara Noor Sigra Putra” dengan gugup dan malu aku mengucapkannya dan aku mendengar semua orang mengucapkan ‘Alhamdulillah’, rona kebahagiaan terpancar jelas di raut wajah setiap tamu yang hadir yang mana semuanya adalah kerabat dan sahabat dekat. ‘Ya Allah ridhoi kami, lancarkan lah segala urusan pernikahan kami’ doa ku dalam hati dan sejak saat itu kiblat ku dan doa ku selalu ku isi dengan nama ‘Noor Sigra Putra’.
“Terimakasih sudah mau menerima ku, Ulla” Aku hanya mengangguk malu, dia bukanlah laki-laki yang tiba-tiba datang pada ku. Dia adalah teman lama ku yang kini akan segera mengubah statusnya sebagai ‘suamiku’, ‘imamku’.
“Terimakasih juga mas, sudah mau mempercayakan kehormatan mu di pundakku” ucapku. Di pundak seorang istri ialah kehormatan seorang suami, dan di kaki suami adalah surga istri. Jika istri tidak menutup pundaknya dengan baik maka kehormatan suami adalah jaminannya, dan jika kaki suami di gunakan untuk melangkah ke tempat tidak baik maka surga istri di pertaruhkan. Dia hanya mengangguk dan tersenyum kecil.
***
“Dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis”
(QS. An-Najm: 43)
“Pergi sebentar ya Ulla, gak lama kok kan cuma sebulan. Sabar ya?” karena tugas itulah pernikahan ku juga harus di undur selama kurang lebih dua sampai tiga bulan lagi. Aku tersenyum pasrah, melihat kepergiannya di bandara. “Ya Allah jagalah dia dimanapun dia berada, lindungi dia dari segala hal yang buruk” doa ku saat melepaskan kepergiannya.
Kami berperang melawan jarak, berperang menahan rindu dan berperang dengan waktu. Di sana dia menjalankan tugasnya sebagai seorang manager dan di sini aku masih sibuk membagi ilmu. Perlahan aku mulai mencintainya, meskipun kini dia jauh dari ku, meskipun kini aku jarang bertatap muka dengannya. Sungguh besar peran Allah bagiku, dengan waktu yang singkat dia menetapkan pilihan hatinya pada ku dan dengan singkat aku menitipkan hati ku padanya.
Aku berharap dia adalah jawaban dari doa ku selama ini, jawaban dari seluruh harapan ku. Noor Sigra Putra, dari jarak yang membentang ini aku percayakan hati ku untuk mu. Aku rela menunggu mu berapapun lamanya jarak ini akan terus membentang.
“Assalamuallaikum.... Selamat pagi Ulla, jangan lupa sholat subuh. Jangan malas, dan semoga hari ini penuh berkah” Aku membuka ponsel ku sembari tersenyum. Perhatian kecil yang sangat berkesan untukku. Bagaimana tidak, hampir setiap subuh dia mengirimi ku pesan yang sama. Setiap siang pun, dia akan menelfon hanya untuk menanyakan keberadaan ku dan mengingatkan ku untuk sholat dzuhur dan ashar nanti. Bolehkah aku merasa tidak ingin kehilangannya?, walaupun aku tahu kita semua akan terpisah dengan sesuatu bernama, ‘ajal’.
Sebulan berlalu, semuanya masih baik. Aku sering menghubunginya untuk bertanya kabar dan memberi kabar, tentang ku dan persiapan pernikahan. Perhatian kecil setiap subuh pun masih aku dapatkan darinya, walaupun mulai jarang. Sigra selalu berkata, jika kita berjodoh pasti kita akan bertemu meskipun jarak memisah. Seperti Nabi Adam dan Siti Hawa yang terpisah di belahan bumi yang berbeda, tapi pada akhirnya tetap bersatu. Satu kalimat yang benar-benar membuat ku semakin hari semakin mencintainya, satu kalimat yang membuat ku berhenti mengeluh karena jarak dan waktu. Terimakasih ya Allah engkau kirimkan aku laki-laki yang sungguh, sangat baik.
“Assalamuallaikum dek, maaf sepertinya aku akan pulang dua minggu lagi” ucapnya dengan nada sedikit menyesal. Aku hanya terdiam, apa yang akan ku ucapkan. Pernikahan ini sebentar lagi akan di laksanakan, sedangkan mempelai prianya saja sedang sibuk dan jauh.
“Waallaikumsalam mas, iya mas gakpapa, di sini biar Ulla, Bunda dan Ibu yang urus. Jangan terlalu capek ya mas, jangan lupa sholat dan dzikir” hanya kata itu yang keluar dari mulutku, aku sengaja menutupi kegundahan ku supaya dia tidak perlu mengkhawatirkanku.
“Jodoh itu gak akan kemana kok dek, yang sabar ya?” ucapnya. Andaikan saja aku sudah menjadi istrinya tidak perlu repot-repot menahan rindu, aku bisa menemuinya kapan pun aku mau. Dia menutup telfonnya seperti biasa. Entah, kenapa kata-katanya terngiang di telinga ku aku menangkap nada yang lain dari suaranya. Nada yang terkesan sedih dan bimbang, bukan nada yang selama sebulan ini terdengar seperti nada motivasi dan penyemangat.
Kekhawatiran ku mulai bertambah ketika seminggu ini tidak ada kabar apapun darinya, di tambah lagi ibunya yang juga tidak tahu apa-apa. Kemana kamu, hanya itu yang ada di pikiran ku. Sepertiga malam ku, selalu aku habiskan untuk berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang buruk di sana. Sebelumnya masing-masing keluarga memang menunda pernikahan ku menjadi dua atau tiga bulan dan sepertinya akan benar-benar mundur menjadi tiga bulan, manusia memang ahlinya dalam berencana tapi semuanya berakhir dengan ketentuan Allah.
Khusnudzon, itu yang selalu aku lakukan selama seminggu ini. Berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk dan rencana Allah pasti indah.
Pagi ini aku menerima pesan singkat. Ini bukanlah pesan singkat yang setiap subuh memenuhi notification ponsel ku. Apakah aku harus tertawa membacanya atau aku harus menangis sekencang-kencangnya?. Ya Allah apa ini?, Aku terduduk lesu sangat lesu air mata ku yang sebelumnya enggan untuk menetes kini mulai keluar dari pelupuk mataku suara ku yang semula baik kini menjadi parau dan dada ku bergetar hebat. La Tahzan Innallaha Ma’anna, hanya itu yang terus aku ucapkan.
“Seberapa kuat aku menggengam mu, jika kamu bukan jodoh ku maka akan terpisah juga. Maafkan aku Ulla...”
Aku ingin menemuinya, berbicara dengannya dan bertanya apa maksud dari pesannya ini. Aku coba untuk menelfonnya berkali-kali tapi hasilnya nihil. Aku coba untuk datang ke rumahnya tapi semuanya seakan pergi begitu saja, apa selama ini aku bermimpi? Apa kebahagiaan yang aku rasa selama ini hanya ilusi?.
Satu minggu sudah, tidak ada pesan singkat saat subuh dan tidak ada telfon saat siang. Dia dan keluarganya seolah hilang di telan muka bumi, aku berusaha untuk menghubungi tapi nihil. Lihatlah aku yang sudah seperti mayat hidup ini, menangis dan terus menangis. Dalam sujud pun aku menangis, “seburuk ini kah takdir ku ya Allah?” keluhku dalam doa.
Dua minggu berlalu....
Tepat dua bulan dia jauh, aku kira hanya jarak yang akan memisahkan ku dengannya aku kira hanya waktu yang akan berhenti sejenak untuk menemukan ku dengannya. Tapi salah, takdir juga turut andil untuk memisahkan ku dengannya.
“Arrggghhhhh!!!! Kenapa?! Kenapa mas?! Kenapa seperti ini?” aku berteriak dalam hati menahan amarah yang sudah semakin memuncak. Malu karena di gunjing, bingung karena terlalu lama di gantung, sedih dan kecewa yang benar-benar tak bisa di gambarkan. “Adakah yang lebih buruk dari ini ya Allah?” lirih ku dalam tangis.
Hancur, harapan ku hancur begitupun hati ku yang baru aku titipkan dan percayakan. Bahkan keluarganya pun hanya mampu mengucapkan kata maaf tanpa menjelaskan sebabnya pernikahan ini, batal!. Apa aku tidak begitu baik untuknya? Apa aku terlalu naif untuknya? Ada banyak pertanyaan dalam benakku.
Tidak cukup sampai di sini, di saat aku benar-benar merasa lebih baik dengan segala masalah yang menimpa, masalah lain datang lagi. Kali ini aku benar-benar hilang harapan, kali ini aku benar-benar merasa hanya seperti debu. Sore dan senja yang indah tidak mampu membuat hati ku merasa damai.
Foto itu, foto pernikahan yang sangat sederhana tapi indah, gaun itu adalah gaun yang sederhana tapi begitu pas dengan penggunanya yang juga cantik di balut dengan kerudung putih nan bersih dan senyum mereka, amat sangat bahagia. Inikah jawaban dari setiap masalah yang menimpa ku, tak cukupkah hanya meninggalkan, kenapa harus di tambah dengan sebuah kebohongan. Bagai belati tajam yang mehunus jantung, rasanya berkali-kali lebih sakit dan berkali-kali lebih perih. La Tahzan Innallaha Ma’anna, ucap ku lirih dengan getir dalam tangis.
***
Mungkin kamu bukanlah jawaban dari setiap doa ku bukan pula petunjuk dari setiap harap ku. Karena jodoh itu pergi tapi tak meninggalkan, jauh tapi tak menjauh, jarak bukanlah rintangan, hati yang lain yang jadi cobaan. Bukannya tak bisa berdamai dengan rasa sakit, hanya saja luka kemarin masih cukup basah, di tambah lagi dengan luka yang baru. Berbahagialah, dengan pilihan hatimu, jodoh mu yang benar-benar jadi tempat untuk mu kembali. Mungkin aku bukanlah gadis yang sempurna aku hanya punya doa dan cinta. Tak apa, aku akan mencoba untuk berdamai dengan rasa sakit, tak apa aku akan berusaha mengikhlaskan sesuatu yang memang tidak di takdirkan untukku. Terimakasih telah meminta ku menjadi bidadari surga mu, meski kini itu hanya ilusi. Sampaikan salam ku pada ibu dan ayah mu, terimakasih telah menyempatkan waktu untuk datang ke rumah ku.
Wahai yang maha membolak balikan hati, teguhkan lah hati ku dalam menggapai ridhoMu. Wahai yang maha membolak balikan hati, teguhkanlah hatinya pada pilihan yang telah ia pilih. Aku, di sini memantaskan diri untuk menanti seseorang yang nantinya akan mengobati luka hati.
Bismillahirrohmanirrahim, aku melepaskan mu, kebahagianku yang hanya sesaat tapi indah.
***
“Masih di lihat terus fotonya?” Aku mengangguk, menahan tangis dan sedikit tersenyum.
“Tidak akan ada yang berubah Khaulla, semua sudah takdir Allah. Tiga bulan itu lebih dari cukup. Kamu berhak untuk bahagia, berhak untuk berdamai dengan masa lalu” Aku memeluk bunda ku. Sungguh, saat ini pun aku ingin untuk berbahagia, melupakan segalanya. Tapi, apa daya aku hanya seorang manusia yang juga merasakan kecewa.
Dia kembali pada rumahnya, rumah yang sempat ia tinggal entah apa alasannya. Rumah adalah tempatnya untuk kembali, rumah selalu menjadi tujuan setelah persinggahan yang lama. Rumah itu bernama “Masa lalu”. Jangan tanya, siapa aku? Karena aku hanya tempat singgahnya. Khitbah tak berarti akan menikah, meskipun pernikahan adalah tujuan. Entah apa yang dia pikirkan, apakah cinta semacam permainan? Ataukah khitbah semacam sebuah perjalanan? yang jika ia lelah ia akan berhenti dan akan lanjut kembali saat lelahnya pergi.
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(QS. Al Baqarah: 153)
“Ya Allah hanya kepada-Mu lah aku meminta, lapangkanlah hati ku tegarkanlah raga ku dalam menghadapi ujian-Mu. Jika memang ini bagian dari takdir ku, aku ikhlas”.
Jika sesuatu itu hilang darimu maka jangan memohon untuk mendapatkan yang baru, berdoalah semoga Allah senantiasa melimpahimu rasa syukur. Bersyukur karena Allah menunjukan mana yang baik dan yang buruk, bersyukur ketika kita di uji dan bersyukur bahwa sebentar lagi akan ada kebahagain yang datang menghampiri.
Setelah hujan dan badai tidak selalu ada pelangi, di saat yang tepatlah pelangi itu muncul, sama seperti hidup, setelah cobaan datang menerpa tidak secepat itu nikmat datang menghampiri. Ini hidup dan memiliki fase, ada saat kita bahagia ada saat kita terluka, ada saat luka menganga ada saat tawa menghancurkan hampa. Yakinlah, di saat yang tepat, dimana kita sudah cukup pantas untuk di sanding tidak ada sesuatu hal yang akan memisahkan kecuali ‘Takdir Allah’.
***
Sinar matahari menyambut senyum ku, burung terbang menantikan bahagia ku. Aku berdiri di sini, tempat di mana aku menemukan tawa, menemukan tangis dan menemukan cerita. Tempat yang jauh dari luka dekat dengan canda. Setiap detik hanya ada senyum bahagia, menertawakan hal kecil yang sebenarnya tidaklah lucu. Anak-anak ini, mengajarkan ku arti kata maaf, arti kata bahagia, arti kata ikhlas dan arti kata memaafkan.
Hidup ini akan terus berjalan bukan? Maka aku mencoba melupakan, mengikhlaskan dan mendoakan segala yang terbaik untuk ku dan untuknya, yang pernah singgah kemudian pergi lalu hilang. Jika dia mampu menemukan ‘rumahnya’ kembali, maka aku juga yakin bahwa suatu saat nanti akan ada seseorang yang menjadikan aku ‘rumahnya’. Ini hanya perihal waktu, perihal seberapa kuat aku menjalani ini semua.
“Kehilangan mu seperti kehilangan arah jalan, tapi aku tau jalan itu akan selalu ada hanya saja arahnya yang berbeda”- Khaulla
Langganan:
Postingan (Atom)