ARTIKEL
PENDIDIKAN KELUARGA ANAK USIA DINI :
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DALAM KELUARGA DUDA
Keluarga
pada dasarnya teridiri dari ayah ibu dan anak yang memiliki tugas dan peranan
masing-masing.Garis besarnya, ayah mencari nafkah dan sebagai kepala keluarga,
Ibu sebagai penyeimbang tugas ayah sebagai kepala keluarga dan mendidik anak,
lantas bagaimana apabila di dalam keluarga kehilangan seorang penyeimbang?.
Perubahan
sering terjadi dalam siklus kehidupan, seperti kelahiran, kematian, perkawinan
dan perceraian. Ada dua hal yang merubah status perkawinan karena kehilangan,
pertama perceraian dan kedua kematian. Pada siklus hidup ini, pasti menimbulkan
perubahan salah satu peranan dalam keluarga, seperti duda. Dimana dulu seorang
ayah hanya mencari nafkah dan menjadi kepala rumah tangga harus rela menambah
peran dan fungsinya sebagai seorang ibu yang menjadi penyeimbang dan menjadi
pendidik untuk anak-anakya.
Bukan
hanya ayah yang menjadi ganda peran dan fungsinya, anak pun akan demikian
terutama bagi anak tertua yang memiliki adik. Setidaknya ada beberapa peran ibu
yang harus dia(kakak) gantikan, seperti menjaga adik saat ayah bekerja, melakukan
pekerjaan rumah yang dulu di bagi dengan ibu sekarang harus di lakukannya
sendiri.
Peran isteri
yang salah satunya membimbing anak dalam proses belajar mengajar harus digantikan
semuanya oleh ayah. Keterlibatan ayah
didalam mendampingi anak belajar
dirumah harus dilakukan meskipun ayah lelah selepas pulang bekerja, tetapi ayah harus bisa
meluangkan waktunya untuk mendampingi
anak di dalam proses belajar anaknya.
Tidak hanya sekedar mengingatkan waktu belajar, tetapi ayah harus selalu menyempatkan menemani anak
dalam belajar. Hal inilah yang menjadi bagian tersulit
saat seorang duda dengan penghasilan pas-pasan menjadi teman dan guru untuk
mendampingi anak belajar, alasannya klise dan sederhana. Sibuk mencari nafkah.
Menurut
konsep yang dijelaskan Gunarsa (2001:36) yang di kutip oleh Rizki Yana Yanuar,
bahwa ayah akan selalu menjadi model tauladan bagi anak-anaknya. Pendidikan sangat penting
bagi semua orang, semua orang
wajib mendapat pendidikan yang layak
bagi dirinya. Oleh karena itu orang tua berusaha akan selalu memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya.
Pendidikan
yang baik, di dalam keluarga duda dengan taraf hidup yang dapat di katagorikan
mampu mungkin berarti menyekolahkan anak di sekolah bonafit, memberikan layanan
pendidikan yang di gemari anak dan lagi memberikan berbagai fasilitas tambahan
atau dukungan untuk belajar anak. Apa
daya bagi keluarga yang berkecukupan dan hanya mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari untuk makan hal itu rasanya terlau tabu dan mungkin mustahil, bagi
keluarga duda dengan taraf hidup berkecukupan atau bahkan rendah, menyekolahkan
anaknya saja sudah menjadi sesuatu yang membanggakan dan menjadi sebuah
harapan.
Menurut Fuad Ihsan yang di kutip oleh Hasbi Wahy, tanggung jawab
pendidikan oleh kedua orangtuameliputi:
a. Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan,
minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.
a. Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan,
minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.
b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmani maupun
rohani dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat
membahayakan dirinya.
c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi hidupnya, sehingga apabila ia dewasa ia mampu berdiri
sendiri dan membantu orang lain serta melaksanakan fungsi
kekhalifahannya.
d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
pendidikan agama sesuai dengan tuntunan Allah sebagai tujuan akhir hidup
muslim. Tanggung jawab ini dikategorikan juga sebagai tanggung jawab
kepada Allah.
Bagi keluarga duda, akan mengalami kesulitan untuk menjalankan
peran ganda dengan tanggung jawab pendidikan. Dampak dari kesulitan ini bisa
langsung di rasakan oleh anak. Ayah bekerja dari pagi hingga sore terkadang
dari pagi hingga malam, dalam jam kerja itulah ayah kehilangan banyak waktu
untuk anaknya, seperti menemani tumbuh kembang anak, menemani anak untuk
belajar atau bermain, bahkan menghabiskan waktu untuk sedikit mengobrol bersama
anak.
Di desa P di daerah Kabupaten Sidoarjo, tinggal seorang duda(R:
Bp.J) dengan 3 orang anak perempuan. Berapa tahun silam sang istri mengalami
sakit yang cukup parah tanpa dia tau penyebabnya, klise alasannya. Tidak
memiliki dana untuk membawa istrinya berobat, alhasil sang istri pun harus
melawan sakitnya dengan obat dan perawatan seadanya, namun Allah berkata lain
istrinya meninggal dengan tenang tanpa rasa sakit. Tidak hanya itu, peran ayah
yang seharusnya menjadi pelindung putrinya pun gagal, alasannya klise.
Menikahkan anak pertamanya dengan tanpa melanjutkan sekolahnya ke jejang akhir
SMA karena tidak memiliki biaya. Namun yang terjadi bukan sesuai harapannya,
pernikahan anaknya pun harus berakhir di meja hijau dengan alasan
ketidakcocokan.
Dari sini dapat di simpulkan bahwa tantangan terberat seorang duda
adalah mendidik anaknya. Di kutip dari Hasbi Wahy, Zakiah Daradjat mengatakan: “Rasa kasih sayang adalah kebutuhan
jiwa yang paling pokok dalam hidup manusia. Anak kecil yang merasa
kurang disayangi ibu bapanya akan menderita batinnya,
mungkin terganggu kesehatan badannya, akan kurang kecerdasannya dan mungkin ia akan menjadi nakal, keras
kepala, dan sebagainya.
Berbicara tentang rasa kasih sayang, seorang keluarga duda pasti
memiliki kurangnya rasa kasih sayang terutama kasih sayang seorang ibu. Kurang
atau lebih tepat jika di sebut hilangnya kasih sayang seorang ibu di dalam
keluarga.
Pada keluarga duda Bp.J, anaknya mengalami kurang kasih sayang dan
perhatian sehingga mengalami kurang kecerdasannya. Di samping itu, keluarga ini
adalah keluarga yang dapat di katagorikan tidak mampu sehingga sekolah hanya
menjadi suatu rutinitas, pergi pagi pulang siang. Putri Bp.J belum memahami
konsep angka maupun huruf, jika di lihat pada usianya yang sudah hampir
menginjak 6tahun seharusnya dia mampu memahami dan menghafal angka dan huruf.
Pada kenyataannya, dia tidak memahaminya sama sekali.
Seperti yang sudah tertulis di atas, bagi seorang duda dengan pendapatan
yang lebih akan sangat mudah memberikan fasilitas pendidikan serta layanan pendidikan
bagi anak-anaknya, sedangkan untuk yang berkecukupan atau bahkan tidak mampu
akan sangat sulit memberikan fasilitas serta layanan pendidikan.
Di
kutip dari Martani, Goldin–Meadow (2008) menyatakan bahwa lingkungan akan
mempengaruhi anak dalam berbagai hal, antara lain akan berpengaruh terhadap
bagaiamana seorang anak berkembang dan belajar dari lingkungan. Kualitas dan
kuantitas pengasuhan terhadap anak usia dini ini menurut Mönks, Knoers, dan
Haditono (2004) yang di kutip dari Martani berkait dengan pemberian stimulasi.
Pemberian stimulasi harus sesaui dengan kebutuhan anak, anak yang mendapat
stimulasi yang berlebih atau kurang, akan menyebabkan anak mengalami problema
perkembangan. Problema perkembangan dapat terjadi karena pemberi stimulasi
tidak paham tentang capaian perkembangan.
Ada
yang bisa di lakukan seorang ayah yang berperan ganda sebagai seorang ibu,
memberikan perhatian pendidikan dengan melibatkan keluarga terdekat, kakak atau
anak sulung misalnya. Kerjasama antara ayah dan putri sulungnya dapat menjadi
pemecahan masalah dalam kehidupan keluarga duda. Ayah dapat bernegosisasi
kepada putri sulungnya, ayah dapat meminta putri sulungnya sebagai panutan
untuk adik-adiknya.
Di tarik kesimpulan dari pernyataan Goldin- Meadow (2008), bahwa
anak dapat berkembang dan belajar dari lingkungannya, jika di terapkan pada
kejadian di keluarga duda Bp.J, alangkah lebih baik apabila kakak atau putri
sulungnya memberikan contoh yang baik bagi adiknya. Menyediakan fasilitas
sederhana untuk adiknya belajar, meja belajar kecil dan beberapa buku bacaan
misalnya.
Tidak ada seseorang yang mampu mengerjakan banyak hal sendiri,
termasuk seorang keluarga duda. Ayah pun pasti membutuhkan bantuan orang lain
untuk membantu, tapi apabila dia memiliki putri sulung yang dapat di andalkan
mengapa tidak?, ini hanya perkara pendekatan secara internal di dalam keluarga,
ini hanya masalah saling terbuka dan bicara, dan hanya saling butuh waktu lebih
banyak untuk bersama. Quality time
bisa di dapatkan kapan saja, saat santai hanya sekedar minum kopi atau teh
bersama di ruang tamu misalnya.
Seorah ayah yang berstatus duda harus lebih sering meluangkan
waktunya untuk bicara dan tertawa bersama anaknya, agar anaknya tidak merasa
kehilangan rasa kasih sayang. Tidak hanay seorang duda, orang tua yang lengkap
pun memang harusnya begitu.
Apa yang di perlukan anak usia dini dalam keluarga? Dukungan dan
perhatian, anak-anak sangat suka apabila di beri dukungan terutama ‘pujian’
dengan pujian anak akan merasa bahwa dia di hargai. Di beri perhatian berupa
peringatan, apabila dia salah maka bicarakan baik-baik, apabila dia tidak mampu
melakukan sesuatu dekati dan ajaklah dia berkompromi dengan rasa ‘tidak
bisanya’.
Di dalam keluarga yang utuh maupun tidak utuh (R: Duda/janda),
biasanya akan mengalami kesulitan untuk memberikan waktu mereka untuk anaknya.
Seperti yang sudah tertulis di atas.Alasannya klise, mencari nafkah.
Di dalam keluarag duda Bp.J, Bp.J sudah memenuhi kewajibannya
sebagai pencari nafkah, hanya saja ada yang kurang yaitu memberi pendidikan
yang layak bagi putri bungsunya. Membaca, menulis, dan menghitung adalah salah
satu syarat seseorang agar dapat terus mengikuti pelajaran di sekolah. Yang
terjadi justru sebaliknya.
Sederhana sebenarnya, seorang anak akan mudah belajar apabila itu
terus di ulang dan di lakukannya setiap hari dengan dukugan orang yang intens
orang yang dekat dengan dia dan yang dia kenal akrab. Dengan begitu, anak akan
lebih mudah memahami apa yang akan dia pelajari. Pengulangan, sangat di perlukan
apabila berada di posisi anak Bp.J. Di ulang dan terus di ulang. Dukungan dan
perhatian pun juga di perlukan.
Lantas siapa yang sebaiknya memberikan dukungan, perhatian dan
pengulangan?, jika ayahnya saja sibuk untuk mencari nafkah. Orang terdekat,
kakak misalnya. Seperti yang sudah di bahas di awal tulisan ini, dalam keluarga
duda sebaiknya ayah juga harus berkompromi dengan putri sulungnya untuk
memenuhui kebutuhan pendidikan adiknya.
Mendidik anak usia dini di dalam keluarga duda memanglah tidak
mudah, dengan yang biasanya hanya berperan single sekarang haruslah berperan
ganda. Sebagais eorang ayah dan ibu di waktu yang bersamaan, sangat sulit. Maka
dari itu ayahpun perlu membutuhkan bantuan dan kerjasama dengan anak-anaknya.
Kerjasama dalam keluarga, saling bahu membahu dan tolong menolong. Dengan
begini, tidak ada anak yang merasa kurang kasih sayang, meskipun rasa
kehilangan tidak bisa di hindarkan.
Berbagai kutipan di ambil dalam :
Rr. Rizky Yana Yanuar, Peran Duda
Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga Pada duda yang di tinggal istrin akibat
kematian di Desa Mangaran Ajung Kab.Jember, Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, Univ Negeri
Jember.
Hasbi Wahy, Keluarga sebagai basis pendidikan pertama
dan utama, Vol.XII No.2 245-258, Jurnal Ilmiah Didaktika Febuari 2012,
IAIN Ar-Raniry.
Wisjnu Martani, Metode stimulasi dan perkembangan emosi anak
usia dini, Vol.39 No.1 112-120, Jurnal Psikologi Juni 2012, Univ.
Gadjah Mada.
Best LuckyClub Casino Sites and Bonuses in India
BalasHapusRead our complete guide to the best Lucky Club casino luckyclub.live in India to find the best online gambling sites for you.💰 Best LuckyClub Bonus: 100% up to ₹10000📱 Mobile Version: Android, iPhone, Tablet, Tablet🎰 Deposit Bonus: 100% up to ₹2500